Sabda Hidup
Kamis, 8 Oktober 2020
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
(Luk 11: 9).
Hari sudah senja dan hampir gelap ketika seorang petani miskin pulang dari kebun. Biasanya, ke manapun ia pergi, ia membawa buku doanya. Kali ini ia lupa membawa buku doanya. Roda gerobaknya terlepas tepat di tengah hutan, dan ia menyesal bahwa hari itu akan lewat tanpa bisa mengucapkan doanya.
Maka beginilah ia berdoa: “Perbuatanku amat bodoh, ya Tuhan. Aku meninggalkan rumah pagi ini tanpa membawa buku doa. Dan ingatanku sangat lemah sedemikian rupa hingga tak satu pun doa dapat kukatakan tanpa buku. Maka inilah yang hendak kukatakan: Aku akan mengucapkan a-b-c-d-e-f-g …… lima kali pelan-pelan dan Engkau, yang mengetahui semua doa, bisa mengatur huruf-hurufnya, untuk membentuk doa yang tak dapat kuingat.”
Dan Tuhan berkata kepada para malaikat-Nya: “Dari segala doa yang Aku dengar hari ini, satu ini adalah yang paling baik, karena datang dari hati yang sederhana dan jujur.”
Ketika kita bertekun dalam doa, tidak berarti bahwa Allah perlu diingatkan akan kebutuhan kita; doa dengan tekun tidak berarti bahwa kita dapat mengubah rencana Allah. Namun, dengan bertekun dalam doa kita menjadi lebih arif memahami rencana-Nya dan bertumbuh dalam kepercayaan sebagai anak-anak Allah. Dengan itu kita akan mampu melihat bahwa apa saja yang datang dari tangan-Nya adalah untuk kebaikan kita.
Terlebih lagi, “Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya,” (Luk 5: 13).
Bacaan hari ini: Gal. 3:1-5; MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 11:5-13