Sabda Hidup
Rabu, 27 September 2023, Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo
Bacaan: Ezr. 9:5-9; MT Tb. 13:2,3-4a,4bcd,5,8; Luk. 9:1-6
Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.”
(LUK 9: 1 – 2).
Ada sebuah kutipan yang berbunyi seperti berikut: “The secret of success is not in doing all you can do, but in looking for the right man to do the work. Rahasia sukses itu tidak terletak dalam melakukan semua yang dapat anda lakukan, tetapi dalam mencari orang yang tepat untuk melakukannya.” Sukses dalam mencapai tujuan – selain karena ketekunan – berarti mendelegasikan, yaitu membagi tugas bersama dengan sebuah team. Berbicara tentang pembagian tugas, ada tiga cara sebagai berikut:
- Melego. Pemimpin melepaskan tugasnya, merasa enak karena beban berkurang, tetapi ia tidak peduli apakan orang yang menerima tugas itu disiapkan dan dilatih dengan baik atau tidak. Pokoknya ia lepas dari tugas.
- Mendelegasikan. Pemimpin mempersiapkan terlebih dahulu, kemudian merencanakan bagaimana membagikan tugas kepada orang yang tepat. Tetapi fokusnya masih ada pada mengurangi tugasnya sendiri, bukan pada memberdayakan orang.
- Memberdayakan. Inilah yang dilakukan oleh Yesus – membagi tugas dengan mempersiapkan orang yang akan melaksanakan tugas itu sebaik-baiknya.
Injil hari ini berkisah bagaimana Yesus mengembangkan para murid untuk berbagi tugas mewartakan Kabar Baik. Itu dilakukan dengan:
- Memotivasi: Ia mengumpulkan mereka (ayat 1)
- Memberi: Ia memberdayakan mereka dan memberi mereka kuasa (ayat 1)
- Mendelegasikan: Ia mengutus mereka pergi dengan mandat untuk melaksanakan tugas (ayat 2)
- Komunikasi: Ia memberi petunjuk-petunjuk yang jelas (ayat 3 – 5)
- Menguatkan: Ia memastikan kepada mereka bahwa Ia akan mendukung mereka (ayat 4 – 5)
- Evaluasi: Ia meminta pertanggungjawaban mereka ketika mereka menyelesaikan tugas mereka.
Ketika mengutus rasul-rasulnya untuk sebuah misi, Kristus berkata: “Jangan membawa apa-apa untuk perjalanan.” Bukan berarti tidak membawa apa-apa. Artinya mereka harus hidup sederhana.
Namun kesederhanaan mengundang banyak pertanyaan terutama dalam hal-hal material. Apa yang dianggap cukup? Kapan merasa cukup? Apa yang perlu atau tidak perlu? Apa yang mendasar dan tidak mendasar?
“Jangan membawa apa-apa untuk perjalanan” saat Anda pergi memberitakan kabar baik. Mengapa? Karena kaki Anda, tangan Anda, hati Anda, ANDA sendiri, cukup untuk melaksanakan pewartaan, ANDA lebih dari cukup, penting dan perlu!
Tuhan, semoga hidupku sehari-hari, menjadi tanda dan sarana datangnya Kerajaan-Mu. Amin.