Remah Harian

Diutus Berdua-Dua

Pinterest LinkedIn Tumblr

Seorang misionaris di New Guinea menuturkan kisah tentang seorang bapak yang sudah tua, yang belum lama bertobat dan menjadi Kristen. Ia datang setiap hari ke rumah sakit untuk membacakan Injil bagi para pasien.

Suatu ketika, bapak tua itu mengalami kesulitan untuk membaca. Dokter yang memeriksanya menemukan bahwa ia akan menjadi buta. Sehari setelah diperiksa, bapak tua itu tidak muncul kembali ke rumah sakit. Orang bilang bahwa ia telah pergi menyepi di bukit. Beberapa minggu kemudian, seorang anak mengantar dokter menemui bapak tua itu.

Bapak tua itu mengatakan kepada dokter bahwa ia pergi menyepi untuk menghafalkan Injil selagi ia masih dapat melihat. “Segera saya akan datang lagi ke rumah sakit, Dokter,” katanya, “dan saya akan melanjutkan pekerjaan saya mengajar Injil kepada para pasien.

Dalam Injil hari ini Yesus mengutus keduabelas rasul untuk pergi berdua-dua. Mengapa mesti berdua-dua? Alasannya adalah kredibilitas. Dalam Yudaisme, dibutuhkan dua orang saksi untuk membuktikan kebenaran dari sesuatu yang telah dikerjakan. Yesus mengutus para rasul untuk melakukan pekerjaan yang telah Ia lakukan: mengusir roh-roh jahat, menyembuhkan dan mewartakan kabar baik Allah. Yesus juga berpesan agar mereka, “jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju,” (Mtk 6: 8 – 9).

Berbeda dengan sekarang, para misionaris naik sepeda motor atau mobil atau bahkan pesawat. Mereka juga memiliki lebih dari sekadar tongkat dan sandal. Untuk berkomunikasi juga digunakan sarana-sarana modern seperti radio, tv, handphone, Internet, dst. Mereka juga mempunyai dukungan sumber daya yang tidak sedikit, lebih dari sekadar perbekalan.

Mengapa Yesus berpesan agar para rasul tidak membawa apa-apa? Seorang misionaris yang menghidupi semangat misi meninggalkan segala-galanya agar dapat mendarahdagingkan Kristus dan apa yang telah Ia hidupi. Seorang misionaris harus selalu ingat untuk mempercayakan diri pada Allah lebih daripada diri sendiri atau organisasi. Ia diutus untuk mewartakan Allah dan bukan diri sendiri dan buah dari perutusan itu bukanlah usahanya sendiri melainkan karya Allah.

Tetapi, berbicara tentang misionaris, kita tidak berbicara tentang para religius, biarawan-biarawati serta para imam saja. Kita semua adalah para misionaris!

Pertanyaannya sekarang adalah: apa yang menghalangi saya untuk mewartakan Injil? Bagaimana saya mengatasi hambatan yang menghalangi saya untuk mewartakan Injil?

Bacaan hari ini: 1Raj. 2:1-4,10-12; MT. 1Taw. 29:10,11ab,11d-12a,12bcdMrk. 6:7-13.

Author

Write A Comment