Sabda Hidup
Jumat, 15 Oktober 2021, Peringatan St. Teresia dari Avilla
Bacaan: Rm. 4:1-8; Mzm. 32:1-2,5,11; Luk. 12:1-7
Menurut Injil Lukas, salah satu alasan Yesus kehilangan kesabaran adalah kemunafikan orang-orang pada jamannya. Dalam Bab 11, Lukas menghadirkan Yesus yang marah yang dengan keras mengecam orang-orang Farisi dan para ahli Taurat karena ketidakjujuran dan kemunafikan mereka. ”Waspadalah terhadap ragi orang Farisi,” kata Yesus kepada murid-murid-Nya. Orang-orang Yahudi menganggap ragi sebagai agen perusak, yang merusak atau membusukkan makanan. Itulah sebabnya mereka menggunakan roti tidak beragi pada perayaan Paskah. Ketika Yesus berbicara tentang “ragi orang Farisi”, referensinya adalah tentang perilaku yang merusak dan membusukkan kehidupan, yakni kemunafikan.
Berbeda dengan kemunafikan orang Farisi, para pengikut Yesus harus menghidupi transparansi. Gereja bukanlah suatu kelompok rahasia. Tujuannya adalah untuk membagikan visi Kristus kepada seluruh dunia. Ini sangat penting bagi Kerajaan Allah di dunia. “Apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.” (Luk 12: 3). Ini, tentu saja, akan menimbulkan bahaya. Injil akan ditentang, dan mereka yang memberitakan Injil akan menghadapi penganiayaan dan kematian. Sejarah Gereja telah membuktikannya. Ribuan orang telah mengorbankan hidup mereka karena mereka adalah pengikut Yesus.
Tetapi bagi seorang Kristen, kematian bukanlah musuh. Itu adalah sesuatu yang dinanti oleh setiap orang Kristen – untuk kembali ke rumah Bapanya. Itulah sebabnya Yesus menegaskan kembali kepada murid-murid-Nya untuk tidak takut pada mereka yang membunuh tubuh. Kalimat berikut bisa membingungkan: “Tkutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam Gehenna.” Orang yang benar-benar harus kita takuti adalah orang yang dapat membuat kita menyangkal Kristus dan mati dalam keadaan penyangkalan itu. Mati dalam keadaan tidak berahmat.
‘Gehenna’ dalam bahasa Ibrani berarti ‘Lembah Hinom’ atau ge-ben-hinnom, ‘Lembah Putra Hinom’. Lembah ini terletak di sebelah barat daya Yerusalem. Pada zaman raja-raja, tempat itu telah menjadi pusat pemujaan di mana anak-anak dikorbankan (lih. 2 Raja-raja 23:10; Yeremia 7:31) dan karenanya, dipandang sebagai tempat kekejian. Pada zaman Yesus, lembah ini diubah menjadi tempat pembuangan semua limbah kota Yerusalem. Ketika Yesus berbicara tentang melemparkan seseorang ke dalam Gehenna, yang dimaksudkan adalah “membuang jiwa seseorang ke dalam lubang pembuangan.”
Jika Anda membiarkan diri Anda merusak hidup Anda melalui kemunafikan dan kepalsuan, Anda memilih untuk menghancurkan hidup Anda dan tidak layak untuk apa pun selain terbuang di lubang pembuangan Gehenna! Namun, apapun ancaman yang menghadang kita, kita tidak perlu takut karena, Iman kita pada Tuhan yang menghargai kehidupan anak-anak Tuhan. Jika burung pipit saja tak seekorpun dilupakan Allah, maka tak ada alasan untuk takut dan khawatir. Serahkanlah segalanya di Tangan Allah
Orang kudus kita hari ini St. Teresa dari Avila, menunjukkan bagaimana berserah pada Tangan Tuhan. Ia berkata: “Solo Dios basta! ” Tuhan saja cukup.
Nada te turbe,
St. Teresia dari Avila
Nada te espante,
Todo se pasa,
Dios no se muda,
La paciencia
Todo lo alcanza;
Quien a Dios tiene
Nada le falta:
Sólo Dios basta.
Eleva el pensamiento,
al cielo sube,
por nada te acongojes,
Nada te turbe.
A Jesucristo sigue
con pecho grande,
y, venga lo que venga,
Nada te espante.
¿Ves la gloria del mundo?
Es gloria vana;
nada tiene de estable,
Todo se pasa.
Aspira a lo celeste,
que siempre dura;
fiel y rico en promesas,
Dios no se muda.
Ámala cual merece
Bondad inmensa;
pero no hay amor fino
Sin la paciencia.
Confianza y fe viva
mantenga el alma,
que quien cree y espera
Todo lo alcanza.
Del infierno acosado
aunque se viere,
burlará sus furores
Quien a Dios tiene.
Vénganle desamparos,
cruces, desgracias;
siendo Dios su tesoro,
Nada le falta.
Id, pues, bienes del mundo;
id, dichas vanas,
aunque todo lo pierda,
Sólo Dios basta.
Jangan biarkan apa pun mengganggumu,
Jangan biarkan apa pun membuatmu takut,
Semuanya berlalu,
Tuhan tidak berubah.
Kesabaran mengalahkan segalanya.
Barangsiapa memiliki Tuhan,
tidak kekurangan apapun
Tuhan saja cukup!
Dalam pikiranmu muncul,
naik ke surga
jangan khawatir tentang apapun,
Jangan biarkan apapun mengganggumu,
Ikuti Yesus Kristus
dengan hati yang murah hati,
Dan apa pun yang terjadi,
jangan biarkan apa pun menakutkanmu.
Lihat bagaimana kemuliaan dunia
adalah kemuliaan kosong,
Itu tidak memiliki nilai abadi,
semuanya berlalu.
Lihatlah ke surga,
kepada yang abadi,
Kekal, setia dan penuh janji,
Tuhan tidak berubah.
Cintailah dia yang pantas didapatkan
Kebaikan yang luar biasa;
tapi tak ada cinta yang indah
Tanpa kesabaran.
Kepercayaan dan iman yang hidup
menopang jiwa,
yang percaya dan berharap
Semuanya mencapainya.
Dari neraka berhantu
bahkan jika terlihat,
akan mengakali kemarahan mereka
Yang punya Tuhan.
Meski dalam ketidakberdayaan,
salib, kemalangan;
menjadikan Tuhan hartamu,
Engkau tak akan berkekurangan.
Sebab kekayaan dunia ini akan lenyap
Kesenangan kita hanya sesaat
Bahkan jika kita kehilangan segalanya
Tuhan saja cukup.