Sabda Hidup
Kamis, 27 Oktober 2022, Kamis Pekan Biasa XXX
Bacaan: Ef. 6:10-20; Mzm. 144:1,2,9-10; Luk. 13:31-35.
“Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”
(Luk 13: 34 – 35)
Menubuatkan wafat-Nya di Yerusalem, Yesus mengungkapkan betapa kasih-Nya terhadap Yerusalem dan betapa rindu Ia mengumpulkan putera-puteri Yerusalem, menggunakan gambaran induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya.
Di bukit Zaitun, di seberang ltembok lama kota Yerusalem ada sebuah gereja yang dinamai Dominus flevit, yang berarti “Tuhan menangis.” Di bagian bawah altar gereja tersebut terdapat mosaik kecil yang menggambarkan induk ayam dengan anak-anaknya. Anak-anaknya itu berada di bawah perlindungan sayap induknya, beberapa ekor nampak mengintip dari bawah sayap induknya itu.
Ungkapan atau gambaran “berlindung di bawah sayap” sering muncul dalam Perjanjian Lama dan menunjuk pada perlindungan dan kasih Allah terhadap umat-Nya. Ungkapan itu dapat ditemukan dalam Nyanyian Musa (lih. Ulangan 32: 11) dan banyak diulang dalam Mazmur (lih. 17:8; 36:8; 57:2; 61:5; 63:8).
Mosaik di altar gereja Dominus Flevit itu merupakan gambaran kehangatan dan perlindungan kasih keibuan Allah seperti diungkapkan dalam Injil hari ini. Betapa besar kasih Yesus terhadap Yerusalem dan penghuninya. Pantaslah ia begitu sedih sebab kasih-Nya itu tidak menemukan tanggapan yang cukup. Bahkan hingga hari-hari terakhir Ia mengajar di sana, menjelang akhir hidup-Nya di bumi.
Kesedihan-Nya terungkap dalam nubuat akan runtuhnya Yerusalem. Nubuat Yesus terpenuhi ketika pada tahun 70 AD, tentara Romawi menghancurkan bait Allah di Yerusalem dan kemudian di bawah perintah Hadrian, mereka mendirikan patung Yupiter. Ahli sejarah bangsa Yahudi, Flavius Josephus, mengatakan bahwa ada sekitar satu juta, seratus ribu orang meninggal pada waktu terjadinya penyerbuan tentara Roma ke Yerusalem di tahun 70. (Flavius Josephus, The Jewish War, 6, 420). Jumlah yang begitu besar dikarenakan pada waktu itu banyak peziarah dari seluruh negeri yang datang untuk merayakan hari raya Paskah.
Untuk kita sendiri, cukupkan tanggapan kita terhadap kasih-Nya? Kita juga perlu menyadari konsekuensi dari penolakan terhadap anugerah Tuhan dan kesempatan yang Dia berikan kepada kita setiap hari untuk mereformasi hidup kita. Melihat hidup kita, kira-kira Yesus akan gembira atau bersedih?