Sabda Hidup
Minggu, 31 Oktober 2021, Minggu Biasa XXXI Tahun B
Bacaan: Ul. 6:2-6; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,47,51ab; Ibr. 7:23-28; Mrk. 12:28b-34.
Perikope Injil hari ini menampilkan Yesus di Bait Allah di mana kepada-Nya diajukan pertanyaan teologis oleh seorang Ahli Taurat: “Hukum manakah yang paling utama?” Para Ahli Taurat memiliki 613 Hukum dan pertanyaannya adalah: dari 613 hukum itu, manakah yang paling utama?
Banyak di antara mereka yang beranggapan bahwa yang paling utama dari hukum-hukum itu adalah hukum Sabbath, karena Allah sendiri “menaati”-nya, Ia beristirahat pada hari ketujuh setelah enam hari penciptaan. Tetapi Yesus tidak setuju dengan itu. Bacaan Injil minggu yang lalu bertutur tentang konfrontasi Yesus dengan orang-orang Farisi mengenai hukum Sabbath. Yang lain yakin bahwa “tidak mempunyai allah lain selain Allah Israel” adalah yang utama.
Berbeda dengan yang diharapkan oleh ahli Taurat itu, Yesus mengutip “credo” orang Israel yang diberikan dalam Kitab Ulangan, Bab 6: “Dengarlah, hai Israel!”(Ul 6: 4). Yesus memberi makna yang baru tentang hubungan kita dengan Allah, di mana perintah yang pertama adalah “Dengarlah, hai Israel!” – artinya, “Dengarlah, hai bangsa terpilih Allah!”. Kita adalah orang-orang pilihan Allah dan kita harus mendengarkan Sabda-Nya dan membiarkannya mengubah kita. Dengarlah, hai Israel, Adonai adalah Allah kita yang satu… jika kamu mendengarkan Dia, berarti kamu melaksanakan Sabda-Nya.”
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu,” (Mrk 12: 30). Seluruh proyek hidup kita tidak ada tujuan lain selain untuk memenuhi tugas yang dipercayakan kepada kita di bumi ini – melaksanakan proyek Allah. Dan kita laksanakan itu bukan karena paksaan, tetapi karena kasih kita kepada Allah yang telah merancang hidup kita.
Ahli Taurat itu telah bertanya tentang hukum yang paling utama, tetapi Yesus memberi kita dua hukum: “Mendengarkan” dan “Mengasihi”. Lalu Ia mengajar bahwa kasih kepada Allah itu tidak mungkin tanpa kasih kepada sesama.
Menurut versi Lukas, hanya ada satu hukum: “Kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri,” (Luk 10: 27). Dalam Injil Yohanes Bab 15, Yesus berkata: “Inilah perintah-Ku kepadamu: kasihilah seorang akan yang lain,” (Yoh 15: 17). Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, St. Paulus berkata: “Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (Roma 13: 9).
Bagaimanakah kita menghidupi perintah Yesus ini? Pertama, dengarkan Dia! Mendengarkan sabda Tuhan, kita harus mau berjalan bersama-Nya dari Galilea ke Yerusalem. Membaca Injil Markus itu sama dengan mengadakan perjalanan. Mungkin ketika kita tiba di akhir Injil Markus, kita belum bisa memberikan hidup kita bersama Yesus. Tetapi tidaklah perlu kita berkecil hati, kita bisa mulai lagi bersama-Nya, mulai lagi dari Galilea.