Sabda Hidup
Rabu, 21 April 2021, Rabu Pekan Paskah III
Dalam Ekaristi, Yesus tidak hanya mengkomunikasikan karunia kehadiran-Nya, bukan hanya diri-Nya, tetapi hidup Allah Tritunggal, karunia-karunia dari Bapa. Kekudusan kita, dalam bentuk apapun, kita peroleh dari Bapa, melalui Yesus, dalam kekuatan Roh Kudus. Dorongan dan gerakan untuk lemah lembut, perhatian dan kepedulian kasih kita satu sama lain, pencerahan kita, semua adalah arus rahmat yang mengalir dari Bapa.
Datang kepada Yesus Sang Roti Hidup, mari kita belajar untuk membuka diri, membiarkan rahmat Allah itu mengalir dalam diri kita. Mari kita menjadi piala dan sibori, bejana yang hidup yang akan dipenuhi oleh Allah dengan segala hal yang baik.
* * *
Hidup kita ini sangatlah berharga. Kita akan melakukan apa saja untuk mempertahankannya. Ketika Allah menciptakan kita dan memberi kita hidup, Ia pun menghendaki agar kita menjaga dan mempertahankan hidu. Malahan, Ia tidak hanya ingin agar kita mempertahankan hidup untuk jangka waktu tertentu, tetapi untuk selamanya! Sampai kekal! Allah juga tahu bahwa tak ada makanan jenis apapun yang akan memampukan kita hidup kekal. Dan karena makanan yang kita makan tidak dapat memberi kita hidup semacam itu, yakni hidup kekal, maka Ia juga memberi makanan yang memampukan untuk hidup kekal. Ia menyebutnya ROTI HIDUP. Apakah Roti Hidup yang mampu memberi kita hidup kekal? Atau dengan pertanyaan lebih baik: SIAPAKAH ROTI HIDUP itu?
Injil kita hari ini memberi jawabannya: YESUS. Dalam Perjamuan Terakhir Yesus berkata kepada para rasul: “Akulah Roti Hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Inilah makanan yang kita perlukan untuk mempertahankan kita hidup meskipun sesudah mati! Apa yang membuatnya spesial adalah bahwa itu adalah makanan dan itu jugalah hidup itu sendiri. Makana yang biasanya kita makan sudah mati. Kita membunuhnya terlebih dahulu, kemudian memasaknya sebelum kita makan. TEtapi dalam Yesus, makanan yang kita santap, dalam rupa roti, namun hidup. Itu adalah HIDUP itu sendiri, hidup ilahi! Maka tidaklah mengherankan bahwa Yesus memastikan kepada kita bahwa “barang siapa makan daging-Nya dan minum darah-Nya” tidak akan mati tetapi aka hidup selamanya.
Yesus menunjuk pada Ekariti Kudus di mana kita dapat makan daging-Nya dan minum Darah-Nya. Mari kita ingat bahwa makan daging-Nya dan minum darah-Nya itu lebih dari sekadar ikut misa dan menerima Komuni Kudus. Lebih dari itu, makan daging-Nya dan minum darah-Nya berarti memiliki hubungan pribadi yang erat dengan Kristus yang utamanya kita nyatakan dalam hidup doa serta pelayanan yang diasaskan pada respek terhadap hidup manusia dan martabatnya. Jika kita mempunyai hubungan itu, kita yakin bahwa kita ada pada jalur yang benar dalam peziarahan kita menuju hidup kekal, tujuan akhir kita.
Apakah anda mengalami kekuatan dan pertumbuhan sebagai seorang beriman dengan menerima Ekaristi, Roti Hidup?
Bacaan hari ini: Kis. 8:1b-8; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a; Yoh. 6:35-40.