Sabda Hidup
Kamis, 23 April 2020
“Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya,” (Yoh 3: 31)
Kita semua dilahirkan dalam keluarga manusiawi. Kita punya orang tua, saudara-saudari secara biologis. Akan tetapi, ketika kita menerima sakramen Baptis kita lahir bukan hanya secara fisik tetapi secara rohani. Kita menjadi ciptaan baru, menjadi pribadi yang baru. Kita menjadi anak-anak Allah dan dengan demikian kita menjadi milik Allah. Kita berasal dari bumi tetapi kita ambil bagian dalam hidup yang dari “atas”. Dengan demikian, walaupun kita hidup sehari-hari di bumi, kita juga harus hidup sebagai anak-anak Allah yang dari “atas”. Bagaimana kita usahakan hal itu?
Dalam suratnya yang pertama kepada umat di Korintus (1 Kor 6: 12-20) St Paulus berbicara tentang cara untuk hidup murni dan kudus dalam kehidupan sehari-hari. Ada tiga cara:
Pertama, Kristologis: Kita adalah milik Kristus. Kita telah ditebus. Kita dikuduskan dan dikhususkan. Maka Kristus harus menjadi Tuhan kita. Ia harus menjadi pusat hidup kita.
Kedua, Pneumatologis: Tubuh kita adalah Roh Tuhan yang hidup dalam diri kita. Maka, muliakan Allah dengan tubuh kita. Kita masing-masing adalah tempat yang suci (nauos). Maka janganlah menyerahkan tubuh kita kepada dosa.
Ketiga, Eskatologis: Tubuh kita diperuntukkan bagi kebangkitan. Maka kita perlu menghormati tubuh. Hormati tubuh anda sendiri dan tubuh orang lain. Jangan menyalahgunakan, melecehkan, mengeksploitasi tubuh sebagai objek kesenangan. Maka tantangannya adalah menghidupi seksualitas kita dalam ketaatan penuh kasih pada kehendak Allah. Kemurnian pikiran dan tubuh harus terus-menerus diperhatikan.
Semoga sakramen pembaptisan yang kita terima menjadi pengingat bahwa sebagai pengikut Kristus kita berkomitmen untuk menguduskan diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat kita dengan mengubah masyarakat manusia dan duniawi menjadi masyarakat yang berpusat pada Tuhan.
Burung kenari terbang berempat
kemudian berpencar dan tak terlihat.
Tiada hari tanpa berkat,
saat kita hidup benar dan taat.
Bacaan Hari Kamis Pekan Paskah II: Kis. 5:27-33; Mzm. 34:2,9,17-18,19-20; Yoh. 3:31-36.