Sabda Hidup
Selasa, 30 Juni 2020, Selasa Pekan Biasa XIII
“Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali,” (Mat 8: 26).
Ada macam-macam diam, keheningan, kesunyian. Misalnya, saat anda melintasi sebuah makam, anda mungkin akan merasakan suatu keheningan atau kesunyian yang menyeramkan. Hening, kosong. Ketika seorang anak dimarahi oleh orang tuanya karena berbuat sesuatu kesalahan, biasanya dia akan diam. Diam karena rasa bersalah. Ketika orang berbuat salah atau kejahatan dan kemudian ditangkap, lalu dibawa ke depan umum, ia akan menutup mukanya, diam. Diam karena malu. Dalam ruang ICU di rumah sakit juga ada keheningan dan memang diusahakan keheningan, keheningan yang menyembuhkan. Ketika benih ditanam dalam tanah, benih itu mengalami keheningan pertumbuhan. Ketika seorang atlet bersiap untuk lompat tinggi, ia memusatkan perhatiannya dalam keheningan, menghimpun semua kekuatannya, sebelum ia memulai langkah pertama untuk melompat. Dalam diam, dalam keheningan, ada kekuatan.
Injil hari ini menampilkan Yesus yang menghardik angin dan danau dan memerintahkannya untuk diam, teduh. “Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali,” (Mat 8: 26). Dalam Injil Markus dikatakan secara eksplisit Yesus yang menghardik angin dan danau itu: “Diam! Tenanglah!” (Mrk 4: 39). Yesus pun menegur para murid: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”
Diam, tenang, keheningan adalah bagian integral dari kehidupan kita. Sayang, banyak orang melupakannya. Apalagi kita hidup dalam dunia yang dipenuhi dengan kebisingan. Kebisingan jalan raya, kebisingan tempat kerja, kebisingan pelbagai media…. Kita semua perlu untuk menyediakan waktu-waktu hening dalam kehidupan kita. Bukan keheningan yang kosong dan menakutkan, tetapi keheningan di hadirat Tuhan, keheningan yang dipenuhi dengan kehadiran-Nya, keheningan bersama Dia yang berkuasa atas segalanya. Angin dan danau pun taat kepada-Nya! Keheningan yang menghantar kita pada kesembuhan, kekuatan dan pertumbuhan.
Ketika badai dan taufan melanda kehidupan, mereka yang secara teratur bersatu dengan Tuhan dalam keheningan, tak akan takut dan akan tetap kuat. Sebab mereka mempunyai kepekaan bahwa Tuhan selalu hadir. Mereka tahu bahwa Gusti mboten sare.
Bacaan Misa hari ini: Am. 3:1-8; 4:11-12; Mzm. 5:5-6,7,8; Mat. 8:23-27.