Sabda Hidup
Jumat, 9 Oktober 2020
“Ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.
(Luk 11: 15 – 16)
Suatu ketika di tahun 2001 di pedalaman Papua. Sore-sore seorang anak asrama putri tergopoh-gopoh memanggil: “Pastor…. Pastor…. si Anu kemasukan….!!” Maksudnya, kerasukan roh jahat. Maka saya juga ikut tergopoh-gopoh menuju susteran di mana asrama itu terletak. Di sana saya temui seorang anak asrama kejang-kejang. Tetapi, saya sudah mendengar bahwa anak itu sebelumnya memaksa untuk pulang kampung untuk menengok neneknya dan Suster tidak mengijinkannya. Melihat anak itu kejang-kejang seperti kesurupan saya bentak anak itu: “Hey, ko berhenti dengan kelakuan seperti itu atau sa pukul kau!” Mendengar bentakan saya anak itu terkejut dan “setan pun keluar”. Rupanya ia tidak sungguh-sungguh kerasukan roh jahat, tetapi berpura-pura kerasukan roh jahat, karena kecewa tidak diperbolehkan pulang kampung.
Belum pernah saya mengusir setan atau roh jahat seperti yang dilakukan oleh Yesus. Yesus sungguh-sungguh berkuasa mengusir setan. Itulah sebabnya sebagian dari para Farisi berkata bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.
Perikope Injil hari ini menyodorkan dua hal untuk kita renungkan.
Pertama, setan benar-benar ada. Si jahat ada di sekitar kita. Tentu saja, tidak nampak sebagai makhluk bertanduk yang menakutkan seperti digambarkan oleh para pelukis. Si jahat mendekati kita dalam rupa yang manis, menarik, menghibur, menyenangkan. Jika ia menakutkan, siapa yang akan tergoda? Maka, perlulah kita berhati-hati!
Kedua, tuduhan orang-orang terhadap Yesus bahwa Ia mengusir setan dengan kekuatan penghulu setan. Sering terjadi tuduhan-tuduhan seperti itu dilontarkan untuk menjatuhkan orang lain. Ketika Paus Fransiksus terpilih pada tahun 2013, dunia bergembira dan ia dipuji tidak hanya oleh umat Katolik tetapi juga tokoh-tokoh agama lain. Sesudah 9 bulan, ia menjadi “Person of the Year” majalah Time. Tetapi mereka yang tidak suka akan pendekatannya yang sederhana dan rendah hati, dengan segera menyebarkan macam-macam tuduhan kepadanya.
Kita juga sering kali tergoda untuk cepat curiga, berburuk sangka dan melontarkan tuduhan-tuduhan negatif tentang orang lain, tuduhan-tuduhan yang sering kali tidak benar. Amatlah baik kalau kita berniat sungguh-sungguh untuk tidak mendengarkan pembicaraan-pembicaraan negatif atau melontarkan pembicaraan-pembicaraan negatif tentang orang lain.
Apakah anda suka gossip dan menikmati pembicaran negatif tentang sesama? “Gossip lebih berbahaya daripada wabah corona saat ini,” kata Paus Fransiskus.
Bacaan Misa hari ini: Gal. 3:7-14; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 11:15-26.