Remah Harian

COMPASSIO

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Selasa 4 Januari 2022, Selasa Sesudah Penampakan Tuhan

Bacaan: 1Yoh. 4:7-10Mzm. 72:2,3-4ab,7-8Mrk. 6:34-44.

“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”

Mrk 6: 34

Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan. Kata “belas kasih” (“compassio” dalam bahasa Latin atau compassion dalam bahasa Inggris) sebenarnya belum mencakup apa yang dirasakan oleh Yesus. Kata kerja bahasa Yunani “splagchnizomai” digunakan dalam Kitab Suci. Kata tersebut berasal dari kata “splagchnon” yang berarti usus, bagian bawah perut, isi perut atau hati, yang menunjuk pada bagian terdalam tubuh dari mana emosi yang sangat kuat timbul. Kata tersebut dengan demikian menunjuk pada gerakan atau impuls yang membuncah dari kedalaman, a gut reaction. Terjemahan “tergerak oleh belas kasihan” sebenarnya belum mengungkapkan hal itu. Itu adalah sungguh-sungguh merupakan perasaan manusiawi Yesus. Banyak dari aktivitas dan pemikiran Yesus yang didasari compassio itu dan pengaruh-nya terhadap orang-orang sungguh tak terpikirkan.

Belas kasih adalah MENDERITA BERSAMA. Belas kasih itu menuntut kita untuk pergi ke tempat di mana penderitaan terjadi, untuk masuk ke tempat-tempat yang menyakitkan, untuk berbagi dalam kehancuran, ketakutan, kebingungan, dan kesedihan. Ini menantang kita untuk menderita bersama dengan mereka yang menderita, berkabung dengan mereka yang kesepian, menangis bersama mereka yang menangis. Itu menuntut kita untuk menjadi lemah dengan yang lemah, menjadi tidak berdaya bersama dengan yang tidak berdaya. Hal ini bukan mengulurkan tangan terhadap yang kurang beruntung dari posisi yang lebih tinggi; itu bukan menjangkau dari atas kepada mereka yang kurang beruntung di bawah; itu bukan sikap simpati, atau kasihan bagi mereka yang gagal merangkak ke atas. Sebaliknya, belas kasih berarti pergi langsung kepada/bersama orang-orang dan tempat-tempat di mana penderitaan paling akut dan “tinggal” di sana bersama mereka.

Dalam perikope Injil hari ini, bagi orang banyak yang lapar, Yesus melakukan mukjizat dengan melipatgandakan lima roti dan dua ikan untuk memberi mereka makan. Ada yang mengatakan bahwa mukjizat yang sebenarnya adalah ketika orang banyak itu yang hanya memperhatikan kebutuhan sendiri, mengeluarkan perbekalan mereka dan membagikannya.

Belas kasih Kristus bukan hanya rasa kasihan pada orang lain tetapi suatu kepekaan yang mengalir ke dalam tindakan. Betapa indahnya kehidupan jika setiap orang di tengah keluarga, di tempat kerja, di lingkungan kita tahu berempati atau menempatkan diri pada apa yang diderita oleh orang lain. Apakah saya orang yang berbelas kasih? Apakah saya rela berbagi? Apakah orang lain dapat merasakan kehadiran Kristus melalui karya belas kasih saya?

Author

Write A Comment