Pagi-pagi sekali, sebelum pelajaran mulai Obet bertanya kepada pak guru.
Obet: “Pak Guru, bolehkah menghukum seseorang untuk sesuatu yang tidak dia kerjakan ?”
Pak Guru: “Oh, tentu saja tidak boleh, Obet. Itu namanya tidak adil. Setiap orang hanya bisa dihukum atas perbuatan yang telah dikerjakannya.”
Obet: “Syukurlah, kalau begitu. Soalnya saya tidak mengerjakan PR saya.”
Hehehe…. Obet cerdik sekali.
Dalam Injil hari ini, dalam sebuah perumpamaan, seorang tuan yang kaya memuji bendaharanya yang tidak jujur itu karena kecerdikannya. Lho, tidak jujur koq dipuji? Tentu yang dipuji bukan ketidakjujurannya melainkan kecerdikannya, kelihaiannya dan caranya memandang ke masa depan.
Ini menghantar kita pada point yang mau disampaikan oleh Yesus. Jika kita cerdik dalam hal duniawi, apakah kita juga cerdik untuk kehidupan yang kekal? Jika kita berusaha keras agar berhasil dalam bisnis, dalam persahabatan, dan dalam berbagai masalah kehidupan duniawi, apakah kita juga melakukan usaha yang sama dalam mencapai keselamatan kekal?
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati,” (Mat 10: 16).
Bacaan misa hari ini: Rm. 15:14-21; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 16:1-8