Sabda Hidup
Jumat, 10 Juli 2020, Jumat dalam Pekan Biasa XIV
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” (Mat 10: 16 – 20).
Sabda Tuhan dalam Injil hari ini merupakan kelanjutan instruksi Yesus kepada para murid yang diutus-Nya. Pada bagian sebelumnya, Yesus mengutus keduabelas murid-Nya: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Mat 10: 7). Mereka juga diutus untuk menyembuhkan orang-oran sakit, membangkitkan orang mati, menahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Semangat yang harus dihayati adalah memberi dengan cuma-cuma karena mereka telah menerima kuasa itu dengan cuma-cuma (Mat 10: 8). Dan dalam perutusan itu, Kristuslah yang menjadi fokus, bukan hal-hal lain seperti sarana-prasarana tambahan dan perbekalan (Mat 10: 9 – 10).
Hari ini kita mendengarkan isntruksi-instruksi tersebut. Acap kali kita mempunyai kecenderungan sekadar mengambang dalam kata-kata indah Yesus. Tetapi jika kita cerna kata-kata Yesus itu, akan kita sadari bahwa instruksi Yesus kepada para murid itu penuh dengan kontradiksi:
- Mereka diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala, tetapi mereka juga harus cerdik seperti ular.
- Mereka haris tulus seperti merpati, tetapi mereka juga diminta untuk waspada terhadap semua orang di sekeliling mereka.
- Mereka tidak perlu khawatir ketika mereka digiring ke hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja, sebab Roh Kudus akan memberikan pertahanan kepada mereka, tetapi apabila mereka dianiaya dalam kota yang satu, mereka diminta lari ke kota lain.
Saya yakin bahwa kontradiksi ini dimaksudkan untuk menghayati prinsip-prinsip yang bagus dan perlu bagi setiap murid:
- Bagi setiap murid Kristus, kebaikan hati harus ditimbang-timbang (discernment). Ada situasi yang mengundang kita untuk menanggapinya dengan belas kasih dan kelemah-lembutan, tetapi ada juga situasi di mana respon yang paling sesuai adalah ketegasan, ketetapan hati atau bahkan keberanian.
- Bagi setiap murid Kristus, kebaikan dan kesahajaan tidak sama dengan naif atau bahkan rela diperlakukan semena-mena. Murid Kristus harus memperjuangkan keadilan, sama halnya Ia harus memperjuangkan kasih.
- Nilai utama yang dituju adalah kemajuan atau perkembangan perutusan agar Ia meraja atas semua orang. Ini tidak dapat dikompromikan.
Kita harus bangun dan melakukan peran serta kita (betapapun kecilnya) untuk terus mewartakan nilai-nilai Yesus dan menegakkan Kerajaan-Nya di dunia ini. Kita lakukan ini bukan untuk kepentingan sendiri saja, tetapi demi generasi masa depan yang sekarang adalah anak-anak kita. Bayangkan saja mereka tumbuh dewasa tanpa pengetahuan siapa Yesus, apa yang akan terjadi pada mereka ketika mereka tumbuh dewasa kelak?
Bacaan Misa hari ini: Hos. 14:2-10; Mzm. 51:3-4,8-9,12-13,14,17; Mat. 10:16-23.