Dua orang buta dalam Injil hari ini merasakan kehadiran Yesus di jalan yang sibuk. Barangkali mereka jatuh bangun ketika Yesus membiarkan mereka mengikuti-Nya. Kalau saja mereka bisa melihat!
Kedua orang buta itu tahu kebutaannya; mereka sadar akan apayang mereka inginkan dari Yesus. Mereka membutuhkan sentuhan-Nya yang menyembuhkan. Dengan iman mereka berseru kepada Yesus, memohon belas-kasih-Nya.Tentu saja kedua orang itu mengalami kebutaan fisik.
Namun, ada bentuk-bentuk kebutaan lain yang bisa jadi lebih fatal – kebutaan psikologis, spiritual, dan moral. Saya buta secara psikologis ketika saya tidak melihat kedalaman diri saya. Saya buta secara rohani ketika saya tidak melihat Tuhan bekerja di dalam diri saya dan kesekitaran saya. Saya buta secara moral ketika saya buta terhadap nilai-nilai Injil.
Tidak seperti kebutaan fisik, bentuk-bentuk lain kebutaan itu, tidak mudah dilihat oleh orang yang bersangkutan maupun oleh orang lain. Apalagi, yang bersangkutan sendiri, tidak selalu menerima bahwa ia “buta”.
Apakah saya terbuka untuk disadarkan tentang titik-titik kebutaan saya yang membutuhkan sentuhan penyembuhan Yesus? Seringkali harga diri kita terlalu tinggi untuk mendengar orang lain yang menunjukkan “kebutaan” kita.
Apakah saya mau disembuhkan?
Semoga kita dapat melihat.
Bacaan misa hari ini: Yes. 29:17-24; Mzm. 27:1,4,13-14; Mat. 9:27-31