Sabda Hidup
Senin, 3 Januari 2021, Senin Sesudah Penampakan Tuhan
Bacaan: 1Yoh. 3:22-4:6; Mzm. 2:7-8,10-11; Mat. 4:12-17,23-25.
Yesus memulai pewartaan-Nya dengan seruan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
(Mat 4: 17)
“Bertobat” dalam bahasa Hibrani adalah “shub” yang berarti berbalik 180 derajat, suatu perubahan radikal terhadap dosa yang menyiratkan suatu kesadaran moral untuk memisahkan diri dari dosa serta keputusan untuk meninggalkannya untuk kembali kepada Tuhan. “Shub” diterjemahkan dalam bahasa Yunani dengan kata “metanoia” yang juga berarti perubahan hati, mengenakan mindset yang baru. Betobat berarti meninggalkan dosa dan mencari Kerajaan Allah.
Dengan demikian pertobatan bukan hanya sekadar mengaku dosa dan berkata, “Tuhan, saya menyesal,” tetapi berbalik, mengenakan kehidupan yang baru; pergeseran dari nilai duniawi menuju nilai-nilai Kerajaan Allah.
Namun pertobatan, pembaharuan, membutuhkan ketekunan dan usaha terus menerus.
Ada seorang biarawan yang hobinya bersungut-sungut, mengeluh, penuh kritik dan sulit untuk hidup bersama dengan yang lain. Suatu ketika ia mengikuti retret ke luar kota, dan dia merasa bahwa retret itu sangat berhasil.
Untuk menunjukkan bahwa ia sudah berubah, sesampainya di biara ditulisnya di di sebuah papan dan digantungkan di depan pintu kamarnya, bunyinya begini: “Di sini hidup seorang manusia, manusia lama telah mati dan dimakamkan!”
Semua orang senang dengan perubahan itu. Tetapi setelah beberapa hari, kebiasaan lama timbul lagi.
Maka seorang anggota komunitas yang lain menulis di bawah tulisannya itu: “Tetapi pada hari ketiga ia bangkit lagi!”
Pembaharuan membutuhkan ketekunan dan usaha terus menerus. Dan bahkan jika nampaknya belum berhasil, kita tidak boleh berkecil hati dan menyerah. Pembaruan membutuhkan banyak kesabaran dan ketekunan.
Semoga Anda diberkati dengan kebajikan-kebajikan yang penting ini di awal Tahun Baru ini.