Sabda Hidup
Senin, 18 Mei 2020, Senin Pekan Paskah VI
“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku,” (Yoh 15: 26 – 27)
Suatu ketika, St. Fransiskus Asisi mengajak seorang biarawan muda menyertainya dalam perjalanan ke kota untuk berkhotbah. Tentu saja biarawan muda itu menerima ajakan itu dengan gembira. Sepanjang hari ia menyertai St Fransiskus menelusuri jalan-jalan besar maupun kecil, lorong-lorong, dan bahkan ke pinggiran kota. Mereka menyapa dan meneguhkan banyak orang. Di sore hari, keduanya pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan St. Fransiskus tidak banyak berbicara, bahkan dia juga tidak pernah berbicara sedikitpun tentang Injil. Dengan sangat kecewa, biarawan muda itu berkata, “Saya pikir kita pergi ke kota untuk berkhotbah.”
St. Fransikus menjawab, “Anakku, kita telah berkhotbah. Kita berkhotbah saat kita berjalan dan berjumpa siapa saja. Kita dilihat oleh banyak orang dan perilaku kita sangat mereka perhatikan. Tidak ada gunanya pergi ke mana saja untuk berkhotbah, jika kita tidak berkhotbah di mana-mana saat kita berjalan!”
Yesus “mengharuskan” kita bersaksi. Cara kita bersaksi adalah dedikasi kita sehari-hari yang kita berikan sebagai murid-murid Kristus yang setia, melalui cara kita bekerja, berdoa dan beraktivitas apa saja, bahkan juga saat harus stay at home.
Saksi yang baik tidak seperti salesman yang menawarkan sebuah produk. Saksi yang baik itu seperti sebuah rambu-rambu. Entah itu tua, muda, tampan, cantik, jelek, seperti rambu-rambu kita menunjukkan arah yang benar dan dapat dipahami. Kita adalah saksi Kristus, kita menunjukkan arah kepada Dia.
Untuk apa makan duren,
kalau tidak ada yang menemani.
Untuk apa berpenampilan keren,
jika tidak mau bersaksi?
Bacaan Mis hari ini: Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26-16:4a.