Remah Harian

BERPUSAT PADA ALLAH

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Sabtu, 31 Juli 2021, Peringatan St. Ignatius Loyola

“Karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya…. disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam…. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.”

(Mat 14: 9 – 12)

Kisah Kitab Suci hari ini menampilkan di hadapan kita dua orang dengan karakter yang berlawanan. Raja Herodes yang berpusat pada diri sendiri (I-centered) dan Yohanes Pembaptis yang berpusat pada Allah (God-Centered).

Seorang yang berpusat pada diri sendiri hidup bagi dirinya sendiri. Ia akan berpikir dan berperilaku untuk keuntungan diri sendiri saja. Ia tidak peduli pada hidup orang lain, bahkan tidak peduli pada keberadaan orang lain. Ia akan menyingkirkan orang lain yang menjadi batu sandungan baginya, yang menghalang-halangi keinginannya. Seorang yang berpusat pada diri sendiri akan mengkompromikan nilai untuk mendapatkan kuasa, kekayaan dan kenyamanan.

Sebaliknya, seorang yang berpusat pada Allah akan memegang teguh nilai-nilai dalam hidup seperti yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Ia berdiri teguh memegang kebenaran dan keadilan meski harus mengorbankan hidunya sendiri. Sebab ia tahu, ada kehidupan yang jauh lebih bernilai menantikannya, yakni kehidupan bersama Allah. Orang-orang seperti ini tidak akan pernah takut berbicara tentang kebenaran dan mempunyai integritas dalam kata dan tindakan.

Yesus menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah kita bukan untuk memenuhi kehendak-Nya sendiri tetapi Ia mengosongkan diri-Nya untuk memenuhi kehendak Bapa (Phi 2: 7). Bahkan ketika dia berpeluh darah di Getzemani, dia tidak mempertahankan “keakuan”-Nya, tetapi Bapalah yang menjadi pusat hidup-Nya. Karena itu Ia mampu membela kebenaran, bahkan ketika seluruh dunia menentang Dia.

Manakah pusat hidup saya? Allah atau diri sendiri? Apakah saya mengkompromikan nilai dalam hidup karena kekhawatiran-kekhawatiran, kecemasan akan masa depan dan keamanan saya? Apakah saya mencari kenyamanan untuk diri sendiri?

Bersama St. Ignatius Loyola, orang kudus kita hari ini, mari kita berdoa:

Ambillah Tuhan dan terimalah
Seluruh kebebasanku, ingatanku,
pikiranku dan segenap kehendakku,
segala kepunyaan dan milikku,
Engkaulah yang memberikan,
pada-Mu Tuhan kukembalikan.
Semuanya milik-Mu,
Pergunakanlah sekehendak-Mu.
Berilah aku cinta dan rahmat-Mu,
cukup sudah itu bagiku.
Amin

Author

Write A Comment