Sabda Hidup
Selasa, 6 September 2022, Selasa Pekan Biasa XXIII
Bacaan: 1Kor. 6:1-11; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 6:12-19.
“Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.”
(Luk 6: 12)
Hari ini, mari kita pusatkan perhatian pada pembukaan perikope Injil hari ini: “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.” Kata-kata Pendahuluan seperti ini mungkin kurang kita perhatikan padahal mempunyai makna yang penting. Hari ini, secara khusus dan jelas ditunjukkan kepada kita bahwa pemilihan dua belas rasul – keputusan yang sangat menentukan masa depan Gereja kita – didahului oleh doa semalam-malaman, di hadapan Allah, Bapa-Nya.
Kira-kira Yesus berdoa seperti apa? Nampak dari cara hidup-Nya, pastilah doa-Nya adalah doa penuh kepercayaan kepada Bapa, sepenuhnya menyerahkan diri pada kehendak-Nya. “Aku tidak mencari kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku,” (Yoh 5:30), persatuan yang erat dengan karya keselamatan Allah. Hanya melalui doa yang mendalam – dan selalu dijiwai oleh karya Roh Kudus, Yesus menerima kekuatan dan terang yang diperlukan untuk melanjutkan misi-Nya, bersatu dengan Bapa untuk menyelesaikan karya keselamatan bagi umat manusia.
Tentang pemilihan para Rasul, St Sirilus dari Alexandria mengatakan, “Kristus yang sama menegaskan bahwa Ia telah memberi mereka perutusan yang sama yang Ia terima dari Bapa.” Hal itu menunjukkan kepada kita bahwa Gereja adalah buah dari doa Yesus kepada Bapa, dalam Roh Kudus. Karenanya, Gereja adalah karya Tritunggal Mahakudus. “Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul,” (Luk 6:13).
Dalam peristiwa-peristiwa penting hidup kita, apakah kita juga mempercayakan keputusan-keputusan kita kepada Allah, atau bersandar pada kemampuan dan kekuatan sendiri? Ada banyak tawaran yang menarik di sekitar kita. Tetapi St. Paulus mengingatkan: “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur,” (Kol 2: 7).
Semoga dari hari ke hari, kita semakin tekun dalam doa dan berakar dalam Kristus.