Remah Harian

Berjalan dalam Iman

Pinterest LinkedIn Tumblr

Ada sebuah cerita dari India. Seorang  suci yang tinggal di dekat sungai heran mendengar cerita dari murid-muridnya bahwa gadis pengembala yang setiap hari mengantar susu untuk mereka dari seberang sungai, menyeberangi sungai itu dengan berjalan di atas air. Oleh sebab itu ia memanggil gadis itu dan bertanya kepadanya, apakah benar ia menyeberang sungai dengan berjalan di atas air. “Tentu saja benar, Bapa,” jawab gadis itu.

Kemudian ia bertanya, “Apakah kira-kira saya dapat melakukannya juga?”

“Tentu saja dapat!” jawab gadis itu. “Yang harus Bapa lakukan adalah menyebut nama Tuhan terus menerus seperti yang saya lakukan sambil menyeberang, dan Bapa akan menyeberangi sungai ini dengan selamat dengan berjalan di atas air.”

Akhirnya orang suci itu memutuskan untuk mencobanya. Mereka mulai menyeberangi sungai. Gadis itu berjalan di depan dan orang suci itu di belakangnya. Ia mulai berjalan di belakang gadis itu, sambil dengan penuh iman mengucap nama Tuhan. Tetapi kemudian, khawatir kalau-kalau jubah kuningnya akan menjadi basah, ia menggapai ke bawah dan  menarik jubahnya ke atas. Kemudian, mulailah ia tenggelam. Setiap langkah, makin dalam ia tenggelam. Gadis itu menoleh ke belakang dan melihat hal itu sambil tertawa.

“Bukan begitu, Bapa! Bukan begitu! Dengan nama Tuhan di bibir anda dan ujung jubah anda di tangan kanan…. itu bukan cara menyeberang sungai yang benar!”

Dan orang suci itu tak pernah berhasil sampai di seberang, dengan berjalan di atas air.

Apa yang ingin dikatakan oleh gadis itu adalah: doa yang setengah hati, bukanlah sebuah doa. Doa adalah iman; iman adalah sebuah komitmen; komitmen dibuat sepenuh hati, jika tidak itu bukan komitmen. Yang perlu anda lakukan adalah “biarkan jubah anda” dan berjalan mengarungi kehidupan dalam kekuatan nama Tuhan.

Ketika murid-murid Yesus gagal mengusir roh jahat yang membisukan seorang anak, Ia berkata: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu?” (Mrk 9: 18 – 19).

Sering kali kita berjalan, menyeberangi pelbagai kesulitan dalam hidup, kita menyebut nama Tuhan, tetapi sambil terus memegang segala kekhawatiran, seperti orang suci dalam cerita di atas yang khawatir jubahnya akan basah. Kita menyebut nama Tuhan, tetapi setengah hati. Maka sikap yang pantas adalah seperti ayah dari anak yang kerasukan roh itu: “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” (Mrk 9: 24).

Sebab, tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.

Selamat mengarungi kehidupan, dalam nama Tuhan.

Bacaan hari ini: Yak. 3:13-18Mzm. 19:8,9,10,15Mrk. 9:14-29.

Author

Write A Comment