Tiga setan junior sedang menghadapi ujian akhir di hadapan Penghulu setan. Keringat dingin mengalir deras kendati panasnya neraka. “Hanya satu pertanyaan untuk kalian,” kata si Penghulu Setan. “Apa yang akan kamu lakukan di dunia untuk mendapatkan jiwa-jiwa manusia bagiku?”
Setan junior pertama menjawab: “Akan aku katakan kepada manusia, Tuhan itu tidak ada.” “Pendekatan yang buruk!” kata penghulu Setan. “Mereka dalam hatinya yang terdalam tahu bahwa Tuhan itu ada, apalagi ketika mereka mendekati ajal mereka!”
Setan junior yang semakin gemetar ketika ia mengatakan: “Akan saya katakan kepada manusia bahwa neraka itu tidak ada.” “Salah!” sergah si penghulu Setan. “Terlalu banyak dari mereka telah mengalami neraka dalam hidup mereka dan mereka tahu bahwa dosa akan memimpin mereka kepada penderitaan kekal!”
Setan junior ketiga sudah semakin takut melihat hasil buruk teman-temannya. Tetapi ia lebih pandai dari teman-temannya. Ia menjawab: “Saya akan katakan kepada manusia, tidak perlu buru-buru untuk berubah. Selalu ada hari esok! Santai saja, kenikmatan sangat sayang untuk dilewatkan…” Mendengar hal itu penghulu Setan menjawab: “Mantaaap! Engkau lulus ujian. Engkau akan membawa banyak jiwa manusia kepadaku!”
Menjadi kecenderungan kita untuk menunda-nunda. Kata paling berbahaya adalah “besok”; banyak yang berpikir bahwa masih ada banyak waktu sehingga mereka tersesat.
Injil hari ini berbicara tentang kewaspadaan atau berjaga-jaga karena kita tidak tahu pada hari mana Tuhan datang. Berjaga-jaga dalam bahasa Yunani yang dipakai dalam Mat 24: 42 adalah γρηγορεῖτε (grēgoreite) yang secara harafiah berarti, “keep awake!” atau “tetap terjaga”. Ini bukan sesuatu tindakan pasif tetapi berjaga dan menanti secara aktif kedatangan Tuhan. Menanti bukan berarti tidak buat apa-apa, melainkan tetap bertekun memaknai hidup yang dipercayakan Tuhan kepada kita.
Ada sebuah refleksi tentang bagaimana memaknai waktu:
Luangkan waktu untuk berpikir – itu adalah sumber kekuatan.
Luangkan waktu untuk membaca – itu adalah fondasi kebijaksanaan.
Luangkan waktu untuk bermain – itu adalah rahasia untuk tetap muda.
Luangkan waktu untuk hening – itu adalah kesempatan untuk mencari Tuhan.
Luangkan waktu untuk sadar – itu adalah kesempatan untuk membantu orang lain.
Luangkan waktu untuk mengasihi dan dikasihi – itu adalah anugerah terbesar dari Tuhan.
Luangkan waktu untuk tertawa – itu adalah musik jiwa.
Luangkan waktu untuk bersikap ramah – itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Luangkan waktu untuk bermimpi – inilah masa depan yang sedang dibangun.
Luangkan waktu untuk berdoa –itu adalah kekuatan terbesar di bumi.
Jadi marilah kita secara rohani tetap berjaga sehingga kita dapat mengetahui betapa singkatnya kehidupan ini yang dapat berakhir setiap saat. Jadi, jangan menunda untuk bertobat.
Bacaan misa hari ini: 1Kor. 1:1-9; Mzm. 145:2-3,4-5,6-7; Mat. 24:42-51.