Remah Harian

Berdoa dengan Tekun

Pinterest LinkedIn Tumblr

Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa, Yesus bersabda kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk. 11:5-13)

Perumpamaan dalam Injil hari ini sering ditafsirkan sebagai sikap bertekun atau gigih dalam doa. Perumpamaan tentang seorang sahabat yang meminta bantuan di tengah malam dapat juga dimengerti sebagai suatu jaminan bahwa doa kita selalu dijawab. Perumpamaan itu juga menjadi dorongan untuk berdoa. St Alfonsus Liguori juga pernah memberikan jaminan bahwa Allah, begitu mendengar doa kita, tergerak hati-Nya oleh belas kasih. Hal itu dikatakan oleh nabi Yesaya: “Engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab,” (Yes 30: 19).

Seorang gadis kecil,Tasya, berdoa dengan tekun dan sungguh-sungguh, agar Tuhan mengabulkan permohonannya pada hari ulang tahunnya. Mendengar hal itu, ibunya bertanya: “Apa permohonanmu, Tasya?” “Mama, saya punya sebuah permohonan. Saya ingin agar dirayakan pesta kebun pada hari Selasa nanti dan saya akan terus berdoa agar pada hari itu tidak turun hujan,” jawab Tasya. “Bukankah Tuhan berkata: mintalah, maka kamu akan diberi?” lanjutnya.

Pada waktu itu baru saja mulai musim hujan. Maka, setiap malam Tasya berdoa: “Tuhan Yesus, aku mohon kepada-Mu, supaya pada hari Selasa minggu depan tidak turun hujan.” Dan apa yang terjadi? Pada hari Selasa, saat Tasya merayakan ulang tahunnya, turun hujan deras. “Tasya, apakah kamu kecewa karena Tuhan tidak mengabulkan permohonanmu?” tanya ibunya. “Mama,” jawab Tasya, “Tuhan mengabulkan doaku. Ia menjawab doaku dengan mengatakan “Tidak. Tidak usah buat pesta.”

Sahabat, terkadang Allah menunda untuk mengabulkan doa kita, atau bahkan “tidak mengabulkannya” sama sekali. Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Jika Ia menunda, itu karena Ia mengasihi kita dan ingin menguji kepercayaan kita pada-Nya; atau apa yang kita inginkan sebenarnya bukan yang kita butuhkan. Atau, Ia ingin mengabulkan permohonan kita atas cara yang jauh melampaui harapan kita.

Anda tentu mengenal Santa Monika. Ia terus menerus berdoa untuk pertobatan puteranya, Agustinus. Doanya tidak serta merta dikabulkan dan Tuhan memberikan jauh melebihi yang ia harapkan. Hanya sesudah 33 tahun lamanya ia berdoa dengan bercucuran air mata, Allah menjawabnya. Allah menghendaki lebih dari sekedar pertobatan, Ia menghendaki Agustinus menjadi seorang imam, dan kemudian menjadi seorang uskup, bahkan menjadi seorang pujangga Gereja, seorang santo yang besar…. Untuk itu Allah memerlukan doa bukan hanya seminggu dua minggu tapi bertahun-tahun.

Ketika kita bertekun dalam doa, itu tidak berarti bahwa Allah perlu diingatkan akan kebutuhan kita; doa dengan tekun tidak berarti bahwa kita dapat mengubah rencana Allah. Namun, dengan bertekun dalam doa kita menjadi lebih arif memahami rencana-Nya dan bertumbuh dalam kepercayaan kita sebagai anak-anak Allah. Dengan itu kita akan mampu melihat bahwa apa saja yang datang dari tangan-Nya adalah untuk kebaikan kita.

Bagaimanakah dengan anda? Apakah anda cepat menyerah dan berpikir bahwa Allah tidak mendengarkan doa anda? Atau anda terbuka terhadap apa saja yang Allah kehendaki, terhadap segala rencana-Nya melalui doa-doa kita yang kita lakukan dengan tekun?

Selamat bertekun dalam doa. Semoga hari ini anda menjadi penyalur berkat Allah. Dan semoga segala aktivitas kita dilindungi dan dibimbing oleh berkat Allah.

Author

Write A Comment