Sabda Hidup
Senin, 5 September 2022, Senin Pekan Biasa XXIII
Bacaan: 1Kor. 5:1-8; Mzm. 5:5-6,7,12; Luk. 6:6-11.
“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.”
(Luk 6: 7)
Kita semua berbuat baik setiap hari. Tetapi ada bermacam-macam perbuatan baik. Yang pertama, perbuatan baik semenit tetapi mengharapkan balasan seumur hidup. Kita berbuat baik dan kita mengharapkan ucapan terima kasih. Kita berbuat baik dan kita berharap supaya kita dikenang. Kita berbuat baik dan kita merasa gusar ketika kita dilupakan, ketika kita tidak dihargai. Lupa diberi ucapan terima kasih di gereja setelah bertugas koor saja gusar.
Jenis perbuatan baik yang kedua adalah perbuatan baik tanpa mengharapkan imbalan. Kita berbuat baik terhadap seseorang yang memang tidak dapat memberi imbalan atau membalasnya. Misalnya, perbuatan baik kepada orang yang tidak kita kenal, atau perbuatan baik kita kirim secara anonim. Tentu perbuatan baik seperti ini mempunyai level yang lebih tinggi dari yang pertama, sebab tidak mengharapkan balasan atau imbalan apapun.
Perbuatan baik yang ketiga ditunjukkan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Itu bukan hanya perbuatan baik yang tidak mengharap sesuatu, bukan hanya perbuatan baik yang tidak mengharapkan balasan, tetapi perbuatan baik di mana orang yang melakukannya dipersalahkan, dimusuhi, bahkan dihukum. Ia berbuat baik, menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya. Tentu Ia tidak mengharapkan ucapan terima kasih dari orang yang mati tangannya itu. Ia tahu bahwa Ia akan dimusuhi, dikecam, dihukum karena melakukan perbuatan baik itu. Para ahli Taurat dan para Farisi, yang memang sejak awal mengamat-amati agar dapat mempersalahkan Dia, terbakar oleh amarah dan berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Apakah motivasi anda berbuat baik? Pernahkah anda berbuat baik dan tak seorangpun menghargai perbuatan baik anda? Pernahkah anda dibenci, tidak disukai, dipersalahkan karena perbuatan baik anda yang tulus? Pernahkah anda dipinggirkan, dibenci, karena anda berbuat baik, adil, dan benar? Jika pernah, bersyukurlah, mungkin anda dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Tuhan Yesus.
Walau demikian, jangan berhenti berbuat baik. Orang kudus kita hari ini, Ibu Teresa dari Calcutta berkata:
“Let no one ever come to you without leaving better and happier. Be the living expression of God’s kindness: kindness in your face, kindness in your eyes, kindness in your smile.”
“Jangan biarkan seseorang yang menjumpai anda pergi tanpa merasa lebih baik dan lebih bahagia. Jadilah ekspresi hidup Kebaikan Allah: kebaikan di wajah anda, kebaikan di mata anda, kebaikan di senyum anda.”
― Mother Teresa