Remah Harian

BELAS KASIH ATAU PERSEMBAHAN?

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Jumat, 16 Juli 2021, Jumat Pekan Biasa XV

“Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.”

(Mat 12: 7)

Sabat adalah hari yang dikhususkan oleh bangsa Yahudi untuk memuliakan Allah. Allah sendiri memerintahkan bangsa Yahudi untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan tertentu agar mereka dengan leluasa memberikan waktu bagi Allah. Seiring dengan perjalanan waktu, para rabi membuat perintah Allah itu semakin complicated: pada masa Yesus ada daftar 39 macam pekerjaan yang dilarang.

Para Farisi menilai bahwa murid-murid Yesus melanggar hukum hari Sabat. Dalam interpretasi mereka, memetik bulir gandum itu sama dengan memanen, dan mengupasnya dengan “menggilingnya” di telapat tangan sama dengan menggilingnya. Itu semua adalah pekerjaan yang dilarang pada hari Sabat.

Akan tetapi Yesus membantah tuduhan mereka dengan empat argumen: contoh dari apa yang dilakukan Daud, apa yang dilakukan para imam, pemahaman yang benar akan belas kasih Allah dan kuasa Yesus sendiri atas hari Sabat.

Mari kita perhatikan poin ketiga dari argumen Yesus: pemahaman yang benar akan belas kasih Allah. Yesus mengutip nabi Hosea (Hos 6: 6): “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan.” Itu tentu saja bukan berarti bahwa Allah tidak menginginkan kurban atau persembahan kita. Yesus mau menegaskan bahwa persembahan harus datang dari hati, sebab kasih (yang datang dari hati) harus menjadi dasar dari segala yang kita lakukan.

Belum lama ini Paus Fransiskus mengingatkan bahwa ada orang-orang yang berusaha untuk menetapkan sakramen kedelapan dalam pelayanan pastoral, yaitu ketika mereka mementingkan protokol, aturan, ketimbang memenuhi kebutuhan rohani umat. Hendaknya kita ingat bahwa keselamatan jiwa-jiwa menjadi lebih utama dari segala aturan.

Allah lebih menghendaki belas kasih ketimbang pesembahan. Keduanya adalah hal yang baik jika kita tempatkan dalam perspektif yang tepat. Persembaan dan belas kasih dapat menjadi hal yang buruk jika kita terapkan secara tidak tepat tetapi menjadi hal yang baik jika kita lakukan seperti apa yang dilakukan oleh Yesus. Keduanya adalah hal yang baik jika kita mengedepankan kurban dan belas kasih bagi sesama. Kurban dan belas kasih menjadi hal yang buruk jika dilandasi motif yang buruk dengan mengedepankan belas kasih untuk diri sendiri dan mengorbankan orang lain.

Semoga persembahan kita, ibadah kita, praktek-praktek kesalehan kita, sejalan dengan belas kasih kita.

Bacaan hari ini: Kel. 11:10 – 12:14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; Mat. 12:1-8.

Author

Write A Comment