Remah Harian

Belajar Taat

Pinterest LinkedIn Tumblr

Setelah beberapa hari Yohanes Pembaptis menjadi tokoh yang menonjol di masa Advent ini, Injil hari ini menampilkan St Yoseph. Dalam Perjanjian Baru dan dalam kisah Natal, St. Yoseph ditampilkan sangat sedikit. Tak tercatat sedikitpun apa yang ia katakan setelah Malaikat Allah memintanya untuk tidak takut mengambil Maria sebagai isterinya, setelah ia mengetahui bahwa Maria sudah mengandung. Ia “menghilang” dari Injil sebelum Yesus dibaptis dan tak pernah tampil lagi.

Meski kita tidak dapat menemukan sepatah katapun yang dikatakan oleh St. Joseph dalam Injil, karakternya menjulang tinggi. Dalam Injil hari ini Matius menampilkan suatu pemahaman baru apa artinya menjadi orang benar di hadapan Allah. Bagi orang Yahudi, menjadi orang benar berarti mengikuti hukum sedetil-detilnya. Orang-orang Farisi percaya dan mengajarkan jika setiap orang Yahudi mengikuti hukum Allah yang diberikan kepada Musa, Kerajaan Allah akan menjadi nyata. Matius menggunakan St. Yoseph sebagai contoh, apa artinya menjadi orang benar di hadapan Allah. Sebagai seorang Yahudi yang baik, hukum mewajibkannya melaporkan Maria kepada pejabat yang harus mengadili Maria untuk dirajam hingga mati. Akan tetapi, ketimbang melaporkannya kepada penguasa, ia memutuskan untuk menceraikan Maria diam-diam karena ia tidak ingin mencemarkan nama Maria (Mat 1: 19). Oleh sebab itu Matius menyebut Yoseph orang benar atau tulus hati. Inilah makna baru orang benar, yakni, peka terhadap kebutuhan sesama, membiarkan hati kita berdarah-darah untuk sesama, dan mengasihi sesama.

St. Yoseph menjadi orang benar juga karena ia taat kepada kehendak Bapa. Ia mengambil Maria sebagai isterinya (Mat 1: 24). Jawaban “Ya” terhadap rencana Allah agar ia menjadi bapa dari anak yang akan lahir. Itulah cara agar secara legal memberi nama kepada Anak itu dan menjadikan-Nya Anaknya (Mat 1: 21), dan menjaga-Nya dari segala ancaman.

Di masa Advent ini, kita diundang untuk merenungkan kepekaan kita sendiri bagi kebutuhan sesama dan ketaatan kita kepada kehendak Bapa. Kita belajar dari St.Yoseph menjadi “men and women for others” dan putra-putri Allah yang taat. Orang benar adalah mereka yang melaksanakan sabda Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku,” (Mat 25: 40).

“Tak gampang bagi kita tersenyum saat kita harus berkorban. Tak gampang mengutamakan orang lain saat kita lelah dan dalam kondisi paling buruk. Tak mudah melaksanakan kehendak Bapa. Tak mudah bagi kita mendaki Kalvari. Namun sebagai anak-anak-Nya, kita harus belajar taat, tidak mencari jalan kita sendiri namun jalan-Nya,” (Glenda Fulton Davis).

Selamat pagi. Selamat memasuki pekan yang baru. Selamat belajar taat.

Bacaan misa hari ini: Yer. 23:5-8Mzm. 72:2,12-13,18-19Mat. 1:18-24

Author

Write A Comment