Sabda Hidup
Jumat 30 Juli 2021, Jumat Pekan Biasa XVII
“Bukankah Ia ini anak tukang kayu?”
(Mat 13: 55)
Ada orang yang ketika sudah menjadi terkenal dan menjadi top dalam pelbagai bidang, kemudian menjadi jaim [jaga image]. Oleh sebab itu, mereka membersihkan diri dari kisah hidup di masa lalu yang dirasa mengganggu atau membuat mereka malu. Tetapi itu tidak terjadi dengan Yesus. Meski Ia mulai di kenal di mana-mana sebagai nabi, guru, penyembuh, pembuat mukjizat yang hebat, Ia tetap dikenal sebagai “anak tukang kayu”. Bahkan Injil Markus menyebut-Nya “tukang kayu”. Benar! Tuhan kita adalah seorang Pekerja! Oleh sebab itu, bekerja, dapat menjadi jalan kita bersatu dengan Tuhan. Bekerja bukan hanya hal praktis untuk mencari nafkah, tetapi juga menghidupi spiritualitas.
Dengan demikian:
- Bekerja = kasih. Salah satu alasan mengapa kita bekerja dan terus bekerja adalah perhatian kita untuk keluarga dan mereka yang kita cukupi kebutuhannya. Kita tidak mengatakannya secara romantis, tetapi ketika kita bekerja sehingga tersaji makanan di meja, ketika kita bekerja untuk menghidupi anak-anak atau saudara yang lain, ketika kita bekerja agar anak-anak bisa sekolah, ketika kita bekerja agar masa depan keluarga terjamin, kita sebenarnya mengekspresikan dari kedalaman hati kita kasih kita kepada orang-orang yang adalah anugerah Allah.
- Bekerja = syukur. Bekerja adalah mengaktualisasi waktu, kesehatan, kemampuan-kemampuan, bakat-bakat, dan ilmu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya. Dengan melakukannya dengan baik, bekerja menjadi wujud sembah dan syukur kita kepada Allah yang adalah Pencipta dan Sumber dari segala-galanya.
- Bekerja = melayani. Melakukan tugas dan tanggungjawab kita dengan sadar adalah pelayanan kita bagi mereka yang kita layani dan yang bekerja bersama-sama dengan kita.
Selamat bekerja, bersyukur, melayani, mengasihi!
Bacaan hari ini: Im. 23:1,4-11,15-16,27,34b-37; Mzm. 81:3-4,5-6ab,10-11ab; Mat. 13:54-58.