Seorang pujangga terkemuka diundang dalam suatu perjamuan. Sesudah perjamuan makan malam, pujangga itu itu diundang untuk menampilkan salah satu syair untuk para tamu. Ia setuju dan bertanya, adakah sesuatu yang spesial yang ingin didengar oleh para tamu.
Ada saat hening sesaat. Dan kemudian seorang imam yang sudah lanjut umurnya berbicara: “Tuan, bolehkah anda mendaraskan Mazmur 23?” Permintaan yang aneh, kata pujangga itu dalam hati. Namun kemudian ia berkata, “Baiklah, saya akan mendaraskan Mazmur 23, tetapi dengan syarat, sesudah saya, anda juga akan mendaraskannya sahabatku.” “Saya?” jawab imam tua itu terkejut, “Saya bukan seorang penyair. Akan tetapi seperti yang anda minta, saya akan mendaraskannya.”
Maka dengan sangat mengesankan pujangga itu mulai mendaraskan Mazmur, membuat semua yang hadir terpesona. Setelah tepuk tangan mereda, imam tua itu bangkit berdiri. Para hadirin diam. Kemudian, ia mulai mendaraskan Mazmur 23. Ketika imam tua itu sudah selesai mendaraskannya, tak ada tepuk tangan sedikitpun, tetapi semua yang hadir tertunduk, mata mereka berkaca-kaca.
Pujangga itu, dengan tangan di atas pundak imam tua itu, dan dengan suara bergetar berkata: “Saya menggapai mata dan telinga anda sahabat-sahatku, tetapi orang ini menyentuh hati anda. Saya tahu Mazmur 23, tetapi orang ini mengenal Sang Gembala.”
Dalam Injil hari ini Yesus bertanya kepada para murid: “Siapakah Aku ini?” Jika pertanyaan itu diajukan kepada anda, apa jawaban anda? Semoga kita tidak hanya tahu tentang Dia, tetapi mengenal-Nya secara pribadi, secara mendalam.
Kisah pengakuan Petrus ini juga menggambarkan bagaimana Tuhan mempercayakan Gereja yang didirikan-Nya ke tangan manusia-manusia yang tak sempurna. Sejarah menunjukkan bahwa Gereja berulang kali diterpa perbedaan pendapat dan bahkan kebingungan internal dari abad-abad awal hingga zaman sekarang. Namun sabda Yesus telah terbukti: “Alam maut tidak akan menguasainya.” Ada banyak Paus dan pemimpin-pemimpin yang lain yang secara unggul memberikan teladan keutamaan, tetapi kita tidak dapat menyangkal adanya para pemimpin, yang bukan hanya tidak memiliki kualifikasi yang tepat untuk memimpin, tetapi juga – bahkan hari ini – ada imam-imam dan uskup-uskup yang karena kesalahan dan kecerobohan telah menyebabkan skandal. Tetapi melalui semua yang baik dan buruk itu, Gereja telah bertahan dari taufan dan badai yang mengancamnya karena didirikan di atas batu karang.
Kristuslah Batu Karang, di atas Dia kita teguh.
Mari kita doakan Bapa Suci, para Uskup, para Imam dan pelayan-pelayan Gereja.
Bacaan hari ini: Yer. 31:31-34; Mat. 16:13-23.