Sabda Hidup
Sabtu, 15 Mei 2021, Sabtu Pekan Paskah VI
Dalam percakapan dengan mereka yang menikah, biasanya ada pola dasar yang disadari: mereka mulai hidup bersama sebagai suami – istri, kemudian membangun keluarga dengan satu, dua atau tiga (atau lebih) anak, menjadi ayah dan ibu bagi anak-anak, tetapi pada akhirnya mereka hidup berdua lagi sebagai suami – istri sebab anak-anak mulai menjalani hidup mereka sendiri. Hidup imamat dan religius pun memiliki pola yang paralel: mulai dengan menyadari panggilan pribadi – kemudian bertumbuh dalam panggilan personal itu, lalu sibuk dengan pelbagai macam kerasulan dan pelayanan, tidak jarang imam atau religius itu begitu sibuk seakan menemukan makna hidup dalam pekerjaan yang mereka lakukan, atau dalam diri mereka yang dilayani. Namun pada akhirnya, mesti pensiun dan menjalani masa tua. Pada saat itu mereka mesti kembali ke pertanyaan mendasar: apakah saya masih merasakan panggilan personal dari Allah? Apa makna panggilan Allah bagi saya?
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus menyatakan bagaimana Ia tetap memiliki visi hidup yang jelas. Ia mengalami naik turunnya hidup dalam pelayanan. Ia mempunyai komunitas para murid yang harus Ia perhatikan juga. Namun dengan jelas Ia berkata: “Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” Sebagai Putera Tunggal Bapa, amatlah jelas bagi-Nya bahwa kesatuan-Nya dengan Bapa menjadi sumber dan puncak dari hidup dan karya-Nya, being dan doing-Nya.
Mari renungkan: apa yang menjadi visi atau orientasi utama hidup anda? Hal mendasar apa yang harus anda ingat dalam status hidup atau panggilan anda? Pernahkah anda merenungkan hal-hal mendasar yang harus menandai status hidup atau panggilan anda?
Bacaan hari ini: Kis. 18:23-28; Mzm. 47:2-3,8-9,10; Yoh. 16:23b-28.