Hari ini kita peringati Sta. Marta. Sebagai bacaan Injil dalam Perayaan Ekaristi Harian disodorkan dua pilihan: Yoh. 11:19-27 yang menampilkan Marta sebagai seorang beriman yang percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan Luk. 10:38-42 yang menampilkannya sebagai seorang tuan rumah yang baik yang menerima tamu istimewa yakni Yesus, tetapi ditegur oleh sang Tamu Istimewa karena ia terlalu risau dan cemas dengan kesibukannya.
Yesus menegur Marta: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya,” (Luk 10: 41 – 42).
Apa kata para Bapa Gereja tentang perikope ini?
Sebelum kita lihat, apa kata Bapa Gereja tentang hal ini, baiklah kalau kita tahu bahwa untuk mendalami Kitab Suci, ada begitu banyak sumber bagi kita umat Katolik. Ada banyak komentar atau sumber-sumber devosional yang dapat membantu kita memahami Sabda Tuhan dengan lebih baik. Sebagai umat Katolik kita diundang untuk membaca Kitab Suci dalam pandangan Gereja dan untuk itu kita dapat belajar dari para Bapa Gereja.
Salah satu sumber yang bagus untuk belajar dari para Bapa Gereja adalah bagian dari kompilasi St. Thomas Aquinas, yang disebut Catena Aurea atau “Rantai Emas” yang adalah komentar tentang keempat Injil yang terdiri dari kutipan-kutipan dari para Bapa Gereja. Sumber ini dapat kita dapatkan secara online!
Satu hal yang dapat kita pelajari dari “Rantai Emas” itu adalah cara para Bapa Gereja menemukan makna yang tersembunyi dalam setiap detil cerita Kitab Suci.
Nah, apa kata para Bapa Gereja tentang Maria yang duduk pada kaki Yesus?
St. Yohanes Krisostomus berkata:
“Tidak dikatakan bahwa Maria hanya sekadar duduk dekat Yesus, tetapi ia duduk pada kaki Yesus, menunjukkan ketekunan, ketabahan, dan semangatnya, dalam pendengaran dan penghormatan (takzim) yang dalam, yang dia miliki untuk Tuhan kita.”
St. Agustinus mengungkapkannya secara lebih puitis:
“Kini sebagaimana ia dalam kerendahan hatinya duduk pada kaki-Nya, terlebih lagi ia menerima dari-Nya. Sebab air mengalir ke bagian paling rendah dari lembah, tetapi mengalir dari bukit yang lebih tinggi.”
Komentar yang lain menunjukkan bahwa para Bapa Gereja dapat berbeda-beda dalam menafsirkan perikope tertentu. St. Basilius Agung misalnya, lebih kritis terhadap Marta, dan nampak seperti menuduhnya mencoba membujuk Yesus untuk lebih memperhatikan makanan yang dengan sibuk ia persiapkan.
St. Basilius berkata:
“Tuhan kita tidak memuji Marta ketika disibukkan dengan banyak melayani.”
Namun St. Augustinus menulis bahwa jika kita harus menyalahkan Marta atas pelayanannya, maka “biarkan orang-orang berhenti melayani orang yang membutuhkan … tidak peduli orang asing di desa yang membutuhkan roti.” Kasihan dunk, mereka yang harus kita layani…..
Lalu, apa yang dikatakan para Bapa Gereja tentang inti dari perikope ini? Apa artinya “Maria telah memilih bagian yang terbaik” (Luk 10: 42)?
Bagi para Bapa Gereja, di sini Yesus menunjuk pada tujuan adikodrati (kekal) hidup kita. Sementara kita dipanggil untuk saling melayani di bumi ini, tujuan utama kita adalah bersatu dengan Allah selamanya — kontemplasi akan esensi ilahi dalam kekekalan. Dengan demikian, apa yang dikerjakan Marta itu baik, tetapi yang dipilih Maria “lebih dekat dengan apa yang akan kita alami di surga” — tidak seperti pekerjaan atau kesibukan duniawi, kontemplasi akan firman Allah “tidak akan diambil” dalam kehidupan yang akan datang [pekerjaan dan kesibukan duniawi akan berakhir, tetapi persatuan dengan Sang Sabda itu kekal].
Seperti yang dikatakan oleh St. Gregorius: “karya atau pekerjaan aktif dalam hidup akan berakhir bersama lenyapnya tubuh, tetapi kegembiraan hidup kontemplatif mulai meningkat pada akhir (hidup kita).” [Karya dan pekerjaan duniawi akan berakhir dengan kematian tubuh duniawi kita, tetapi sukacita persatuan dengan Allah justru semakin meningkat di awal hidup kekal kita].
St. Agustinus menulis bahwa Marta dan Maria mewakili Gereja: Marta, Gereja saat ini yang “menerima Tuhan dalam hatinya”; Maria, adalah Gereja di masa depan yang “bersukacita dalam KEBIJAKSANAAN itu sendiri”.
Ketika kita berusaha untuk mencerna perikope-perikope Kitab Suci yang sulit, kita dapat minta bantuan para Bapa Gereja dengan melihat bagaimana mereka membacanya. Lihat di sini.