Remah Harian

ANAK DAUD

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Jumat, 4 Juni 2021, Jumat Pekan Biasa IX

“Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.”

(Mrk 12: 35 – 37)

Dalam bacaan Injil beberapa hari ini kita mendengar para Saduki, Farisi dan ahli Taurat bertanya kepada Yesus. Pertanyaan-pertanyaan mereka bermaksud untuk menjebak-Nya sehingga Ia kehilangan pengaruh-Nya terhadap banyak orang. Mereka berusaha apa saja untuk membuktikan ketidaktahuan-Nya akan Sabda Allah. Namun Yesus mampu menjawab mereka dan bahkan mereka mendapat malu di hadapan orang banyak. Kemudian Yesus bertanya kepada mereka, “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud?”Peristiwa ini terjadi beberapa hari sebelum wafat-Nya di salib. Mendekati akhir hidupnya di bumi, Yesus berusaha membuat mereka mengerti Identitas-Nya yang sejati.

Ketika Yesus menggunakan kata “Mesias”, Ia maksudkan bahwa Mesias lebih dari seorang manusia. Orang-orang Yahudi mencari seorang manusia, Yesus ingin menunjukkan kepada mereka bahwa seorang Mesias adalah seorang manusia tetapi Ia juga Tuhan. Mereka tidak dapat menerima kebenaran ini.

Maka Yesus bertanya tentang Mazmur 110: 1 di mana Daud menyebut Mesias sebagai Tuannya. Implikasinya jelas di sini; Mesias adalah Anak Daud menurut inkarnasinya dalam keturunan Daud, tetapi Ia adalah Tuan Daud karena Ia adalah Tuhan.

Santo Paulus menulis bahwa Yesus adalah Anak Daud menurut daging (Rom 1: 3) dan Anak Allah menurut Roh kekudusan yang dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Rom 1: 4).

Bagi kita, apa artinya mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan? Kata “Tuhan” berarti ‘penguasa’ atau ‘raja’, seseorang yang kepadanya kita berpasrah diri. Tuhan atau tuan atas hidup kita adalah seorang yang kepadanya kita serahkan hidup kita seutuhnya. Banyak hal seperti keinginan tak teratur, cinta akan uang, alkohol, obat-obatan terlarang, dan sebagainya, bisa menguasai kita. Namun, hanya satu Tuhan yang benar-benar bisa membebaskan kita untuk mencintai dan dicintai. Ketika kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, kita mengundang Dia untuk menjadi Raja di hati kita dan penguasa atas pikiran, relasi-relasi dan apa saja yang kita lakukan.

Apakah Yesus sungguh-sungguh meraja di hati Anda dan apakah Anda memberi ruang bagi-Nya untuk memerintah setiap bidang kehidupan Anda?

Bacaan hari ini: Tob 11: 5-17; Mzm 146:2abc.7.8-9a.9bc-10; Mrk 12:35-37.

Author

Write A Comment