Remah Harian

ALLAH DALAM KESEHARIAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Senin, 15 Februari 2021, Senin Pekan Biasa 6

“Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.”

(Mrk 8: 12)

Yesus menolak untuk memberikan tanda – penyembuhan atau mukjizat – bagi para Farisi. Mengapa Yesus tidak mau memberikan suatu tanda? Bukankah semuanya simpel saja, buat mukjizat untuk mereka, lalu selesai. Markus menceriterakan bahwa Yesus tidak hanya menolak untuk memberikan tanda. Yesus juga mengeluh dan kemudian naik perhau dan meninggalkan mereka. Semuanya menunjukkan betapa Ia kecewa.

Narasi Injil hari ini membawa kita pada permenungan:

  • Pentingnya kepercayaan dan respek. Yesus, sungguh Allah dan sungguh manusia, merasa sedih dan kecewa karena para Farisi dan para pemimpin Yahudi benar-benar keras kepala. Jika mereka mencari tanda/mukjizat sebagai bukti misi Yesus sebagai Mesias, mereka harusnya sudah melihat betapa banyak tanda yang telah dikerjakan oleh Yesus. Nampaknya, apapun yang dikerjakan Yesus, mereka tidak percaya bahwa Ia adalah Sang Mesias. Maka tidak ada gunanya mengerjakan tanda bagi mereka. Para Farisi tidak percaya dan tidak memiliki rasa hormat kepada-Nya. Bebal.
  • Allah menginginkan yang normal. Para Farisi, seperti kita juga, mengharapkan Allah selalu menjadi yang luar biasa dan spektakuler dalam menyatakan diri-Nya. Itulah logika di belakang kepala mereka. Allah itu harus “tidak normal”. Akan tetapi, misteri Inkarnasi menyatakan kepada kita bahwa Yesus, Putera Allah menjadi sama dengan kita – kecuali dalam hal dosa. Maka, temukan Allah dalam hal-hal dan peristiwa-peristiwa yang biasa. Melalui hidup keseharian kita yang biasa kita dapat menemukan peyelenggaraan dan cinta-Nya. Alam semesta diciptakan oleh Allah, maka hukum alam mencerminkan juga hukum Allah.

Dalam usaha kita menemukan Allah dalam segala hal, kita jumpai saat-saat kudus dalam kehidupan sehari-hari – kesempatan penuh rahmat untuk bertemu dengan Tuhan dalam alam, dalam relasi kita, segala karya kita, kisah hidup kita sendiri, dan dalam kisah orang-orang di sekitar kita. Dalam saat-saat kudus ini, kita menyadari keterhubungan kita dengan Tuhan dan bagaimana kita dipanggil untuk berpartisipasi dalam transformasi dunia baik dalam hal besar maupun kecil.

Cobalah tarik nafas dan hening sejenak. Rasakan Allah yang hadir dalam diri anda dan kesekitaran anda.

Bacaan Misa hari ini: Kej. 4:1-15,25; Mzm. 50:1,8,16bc-17,20-21; Mrk. 8:11-13.

Author

Write A Comment