Sabda Hidup
Jumat 17 Desember 2021, Hari Biasa Khusus Masa Advent
Bacaan: Kej. 49:2,8-10; Mzm. 72:1-2,3-4ab,7-8,17; Mat. 1:1-17.
Dapatkah Anda melacak kembali leluhur dari mana Anda berasal? Beberapa dari kita mungkin masih dapat melacaknya kembali, beberapa mungkin tidak lagi. Pentingnya menelusuri kembali akar pohon keluarga kita adalah kita dapat mengetahui tentang siapa diri kita dan siapa kerabat kita. Apabila dirunut ke atas, akan nyatalah bagi kita semua bahwa kita dipersatukan dalam satu pohon keluarga yang sama, yakni keluarga Adam dan Hawa. Maka jelaslah bahwa kita semua adalah saudara dan karenanya sudah pantaslah kita saling membantu satu dengan yang lain. Persaudaraan tidak memandang suku, agama, ras dan budaya, karena sejatinya kita adalah satu. Kasih Allah tidak memandang perbedaan. Kita semua memiliki hak yang sama asalkan kita menerima Dia dalam hidup kita.
Injil menampilkan banyak nama dalam silsilah Yesus. Sama seperti kita, banyak dari garis keturunan Yesus yang cacat hidupnya seperti Raja Daud yang memiliki affair dengan Batsyeba. Salomo juga tidak setia kepada Tuhan. Disebut juga orang-orang asing seperti Tamar, orang Kanaan menantu sekaligus istri Yehuda, Rahab, pekerja seks di tembok Yerikho, Rut perempuan Moab yang ikut mertuanya kembali ke Israel.
Pohon keluarga Yesus tidak sempurna seperti kita, tetapi Tuhan memilih untuk masuk ke dalam pohon keluarga itu. Bahkan Ia memanggil kita menjadi saudara dan saudari-Nya. Terlepas dari keberdosaan kita, Tuhan masih menginginkan kita menjadi milik-Nya.
Tuhan dalam kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas percaya pada kemampuan kita untuk berubah menjadi lebih baik kendati keberdosaan kita. Tuhan tahu bahwa jauh di kedalaman hati kita, kita rindu untuk meninggalkan kehidupan kita yang penuh dosa. Ia percaya bahwa suatu saat nanti kita akan bisa melihat terang. Dan terang itu adalah Yesus.
Allah Maha belas kasih tidak membeda-bedakan siapa pun kita. Dia tidak menghakimi kita. Dia lebih memperhatikan keinginan kita untuk memperbarui hidup kita dan meninggalkan keberdosaan kita. Untuk itulah Ia menyejarah dalam kehidupan manusia yang tidak sempurna. Ia berjalan bersama kita.