Sabda Hidup
Kamis 13, Oktober 2022, Kamis Pekan Biasa XXVIII
Bacaan: Ef. 1:1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 11:47-54.
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.”
(Luk 11: 52)
Belum lama sebuah berita mengejutkan banyak kalangan. Seorang yang terhormat, seorang yang dipuja-puja, ternyata terlibat pelecehan seksual terhadap anak-anak pada masa ia masih berkuasa. Sebuah artikel tentang skandal seksual yang menimpa Gereja menyatakan bahwa pelecehan itu terjadi karena karena kekuasaan. Sebagian orang yang memiliki kuasa berlaku sebagai tuhan-tuhan kecil; mereka dapat memanipulasi dan menggunakan apa saja atau siapa saja hanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan ini benar tidak hanya terjadi di antara para imam tetapi secara praktis bisa terjadi di antara semua anak Adam dan Hawa.
Suatu kali, seorang anak ditugaskan oleh gurunya untuk membagikan hadiah berupa perlengkapan sekolah kepada teman-temannya. Anak itu bukannya sekadar membagikannya, malahan dengan apa yang seharusnya dibagikan itu, ia memanipulasi teman-temannya. Antara lain, ia memberikan itu kepada temannya untuk mendapatkan sesuatu, yang lainnya diberikan hadiah itu jika ia mau meminjamkan handphone-nya, yang lainnya lagi diberikan hadiah itu jika ia memberikan gula-gula kepadanya. Wow… bayangkan, masih anak kecil sudah belajar menyalahgunakan “kuasa”! Seperti para Farisi dan Ahli Taurat yang dikritik dengan keras oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Kebanyakan orang, sangat tergantung kepada mereka dalam hal penafsiran Hukum, sebab kebanyakan orang – sering kali disebut “orang banyak” dalam Injil – adalah orang-orang yang tidak tahu baca tulis, tidak melek hukum. Para pemuka agama, seharusnya menjadi penerus para nabi, menjadi suara para nabi dan bahkan “suara” Tuhan bagi umat. Mereka punya kuasa, tetapi justru mereka menggunakan kuasa itu untuk memanipulasi hukum demi agenda-agenda pribadi mereka. Mereka “mengambil kunci pengetahuan; mereka sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam mereka halang-halangi,” (Luk 11: 52).
Dosa asal muncul ketika manusia ingin menjadi seperti Allah. Dan kita dapat melihat jejak-jejaknya dalam penyalahgunaan kuasa dalam Injil hari ini. Hal yang sama kita lihat juga dalam masyarakat sekarang ini.
Penangkalnya yang sempurna tentu saja adalah Yesus, yang adalah Guru tetapi memilih untuk melayani, yang adalah Raja tetapi memilih menjadi hamba, yang adalah Tuhan tetapi memilih menjadi manusia…semuanya karena kasih, sebab begitu besar kasih Allah terhadap dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Semoga kita semua belajar menjauhkan diri kecenderungan memanipulasi kuasa untuk kepentingan sendiri tetapi merendahkan diri untuk melayani dan mengasihi.