Sabda Hidup
Minggu, 30 Juni 2024, Minggu Biasa XIII Tahun B
Bacaan: Keb. 1:13-15; 2:23-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; 2Kor. 8:7,9,13-15; Mrk. 5:21-43 (panjang) atau Mrk. 5:21-24,35b-43 (singkat).
Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
MRK 5: 34
Perikop Injil hari ini mengisahkan dua penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus: penyembuhan seorang perempuan yang menyentuh jubah-Nya dan disembuhkan, dan kemudian penyembuhan anak perempuan Yairus, pemimpin rumah ibadat di Kapernaum. Kedua penyembuhan ini memiliki kesamaan referensi dengan gambaran Alkitab. Ini adalah tentang dua orang perempuan; oleh karena itu, referensi langsungnya adalah kehidupan. Dalam kitab Kejadian, manusia pertama itu memberi nama kepada istrinya, dia memanggilnya ‘Hawa’. Dia menyebutnya demikian karena dia adalah ibu dari semua yang hidup [Kej 3: 20]
Bagaimana dengan kedua perempuan dalam bagian Injil ini? Perempuan yang pertama telah mengalami pendarahan selama 12 tahun; oleh karena itu, ia najis; ia tidak dapat menghasilkan kehidupan. Anak perempuan Yairus yang masih muda sudah cukup umur untuk menikah, yaitu 12 tahun. Tetapi dalam dirinya, kehidupan terputus, dia mati.
Kedua perempuan ini mewakili Israel. Yang pertama merujuk pada Israel sebagai mempelai Tuhan, yang meninggalkan suaminya, menjadi najis. Dia tidak dapat menghasilkan kehidupan. Hanya ketika istri ini menemukan Kristus, ia akan disembuhkan dari penyakitnya, ia akan dapat menjadi subur kembali.
Anak perempuan Yairus juga merujuk kepada Israel. Kita tahu bahwa Israel adalah mempelai Tuhan, tetapi jika ia tidak dipegang oleh suaminya, jika mempelai pria tidak membangkitkannya, ia akan tetap mati. Perempuan muda ini sudah cukup umur untuk menikah, sudah mampu menghasilkan kehidupan tetapi, sekarang dia sudah mati.
Mari kita ingat bahwa kedua perempuan itu tidak memiliki nama; mereka mewakili kondisi kita masing-masing yang dipanggil untuk membangun kehidupan. Dalam Alkitab, darah menunjukkan kehidupan. Kehilangan darah berarti kehilangan kehidupan. Sejak saat kita dilahirkan, setiap detik yang berlalu adalah “kehilangan” kehidupan. Setiap detik berlalu adalah berkurangnya waktu hidup kita. Kita mencoba untuk sedikit memperpanjangnya; kita lari ke dokter, tetapi tetap saja, kehidupan hilang. Dan semua upaya umat manusia, dengan segala kemampuannya, tidak dapat mencegah hilangnya nyawa ini.
Orang-orang rela memberikan semua yang mereka miliki agar tidak kehilangan nyawa mereka, tetapi seperti yang dikatakan Mazmur 49, “Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, karena terlalu mahal harga pembebasannyawanya, dan tidak memadaiuntuk selama-lamanya.” Perempuan yang menderita pendarahan itu telah mendengar tentang seseorang yang dapat menghentikan hilangnya nyawa; dia percaya kepada-Nya dan berkata kepada dirinya sendiri: “Jika saya berhasil, meskipun hanya dengan menyentuh jubah-Nya, saya akan diselamatkan.” Yesus tidak mengatakan ‘disembuhkan’ tetapi ‘diselamatkan’. Ia berkata, “Imanmu telah menyelamatkan engkau.” Keselamatan berarti tidak ada lagi kehilangan nyawa.
Apa warta Sabda Tuhan hari ini bagi kita? Pertama, kita harus menerima panggilan Tuhan untuk kesehatan, keutuhan, dan kekudusan. Yesus menerima kita apa adanya. Oleh karena itu, marilah kita membawa penyakit jasmani dan luka rohani kita ke hadapan-Nya dan memohon sentuhan penyembuhan-Nya. Jangan lupa mengucap syukur atas kehidupan dan kesehatan kita. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas karunia kesehatan yang luar biasa dan menggunakannya untuk melakukan tindakan-tindakan “pro-kehidupan” – mempromosikan budaya kehidupan dan melawan budaya kematian dalam segala bentuknya.
Kedua, kita perlu melanjutkan misi penyembuhan Gereja. Sebagai anggota Gereja, kita tidak dibebaskan dari panggilan kita untuk menjadi penyembuh. Kita melakukan bagian kita dalam misi penyembuhan Kristus dengan mengunjungi orang-orang sakit, dengan berdoa untuk kesembuhan mereka, dan dengan meningkatkan semangat mereka dengan kehadiran kita yang penuh kasih, serta kata-kata yang memberi dorongan dan inspirasi. Dengan demikian, kita dapat memampukan mereka untuk mengalami belas kasihan Yesus sang penyembuh.
Dalam Ekaristi, kita memiliki kesempatan untuk menyentuh-Nya dan dalam kehidupan semua orang di sekitar kita, kita memiliki kesempatan untuk menyentuh gambar Allah. Untuk diselamatkan, yang perlu kita lakukan adalah menyentuh Dia dalam sakramen-sakramen, dalam Firman Tuhan dan dalam kehidupan orang-orang di sekitar kita.
Bapa segala yang bernafas dan hidup,
Putera-Mu Yesus Kristus telah menjamah orang-orang
dan mereka disembuhkan dan mereka hidup.
Biarlah Dia memegang tangan kami
dan membangkitkan kami dari dosa dan keputusasaan.
Biarlah Dia menyentuh kami dengan tubuh dan darah-Nya
dan membuat kami disegarkan dan menjadi baru lagi
untuk menjalani hidup-Nya dan menempuh jalan-Nya.
Biarlah Dia menyentuh kami dengan kehangatan kasih-Nya
agar kasih kami dapat menghidupkan kembali orang lain,
terutama mereka yang miskin dan menderita.