Remah Harian

TENANGLAH! AKU INI, JANGAN TAKUT!

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 6 Januari 2021, Rabu sesudah Penampakan Tuhan

“Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.”

(Mrk 6: 45 – 46)

Sesudah memberi makan 5000 orang, Yesus memerintahkan para murid berangkat lebih dahulu ke seberang, ke Betsaida, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Kemudian setelah itu Ia menyediakan waktu untuk sendiri, berdoa. Ayat-ayat ini menuturkan apa yang terjadi sebelum peristiwa Yesus berjalan di atas air.

Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita akan beberapa hal berikut:

  • Perlunya keseimbangan dan membatasi diri. Yesus memperlihatkan rahasia hidup: tidak melakukan sesuatu secara berlebihan, bahkan juga dalam hal yang baik. Setelah memuaskan orang banyak dengan mukjizat penggandaan roti, Yesus dan para murid mempunyai peluang dan kesempatan untuk meyakinkan orang banyak untuk apa saja. Orang banyak sudah menjadi lahan yang terbuka dan reseptif untuk ditabur apa saja. Tetapi Yesus, “memerintahkan” mereka ke seberang. Mereka memerlukan keseimbangan antara pelayanan publik dan waktu privat, antara pelayanan dan saat-saat doa. Ini menjadi peringatan bagi kita di mana segala hal berjalan dengan sangat cepat dan waktu dipenuhi dengan begitu banyak macam kesibukan dan agenda.

  • Perlunya kepercayaan bahwa Yesus selalu ada bersama kita. Sesudah para murid ke seberang, pada malam hari, mereka dalam ketakutan dan kecemasan dihempaskan habis-habisan oleh gelombang karena angin sakal. Di tengah badai yang dahsyat ini datanglah Yesus berjalan di atas air “dan hendak melewati mereka” mereka. Kata “melewati” (“Tuhan lewat”) adalah cara Kitab Suci mengatakan bahwa pernyataan atau pewahyuan Tuhan akan terjadi. Bahwa Tuhan akan menyatakan diri (Lihat Kel. 12: 12-1). Ia menyatakan keilahian-Nya. Dialah yang berkuasa atas laut (danau) dengan segala kekuatannya. Laut, bagi orang Yahudi adalah kekuatan yang menakutkan. Ada keyakinan populer bahwa di kedalaman sana, terdapat Leviathan, monster penyebab bencana dan kekacauan yang melambangkan kekuasaan si jahat. Dengan berjalan di atas air (laut), Yesus berkuasa mengalahkan kejahatan. Dalam ketakutan para murid mengira bahwa mereka melihat hantu. Sabda-Nya: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” menyadarkan para murid bahwa Yesus ada berserta mereka. Ia ada berserta kita dalam peristiwa hidup sesulit apapun.

  • Perlunya kebijaksanaan. Menghadapi peristiwa itu para murid “sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil,” (Mrk 6: 51 – 52). Para murid telah menyaksikan banyak peristiwa Kristus. Mereka punya keuntungan: dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri, saksi sejarah. Walau demikian, Injil mengatakan bahwa mereka tidak mengerti. Hati mereka tetap degil.

Tahun yang baru kita masuki tentu juga akan berjalan dengan sangat cepat, peristiwa berganti peristiwa. Akan tetapi yang penting di sini adalah menghidupi peristiwa demi peristiwa itu dalam mata iman, dengan karunia kebijaksanaan yang memampukan kita melihatnya dalam perspektif Tuhan. Kalau tidak, maka semua akan lewat begitu saja.

Allah sumber cahaya ilahi, Engkau telah menerangi para bangsa. Anugerahilah umat-Mu damai abadi. Terangilah jalan hidup kami, sebagaimana Engkau telah menerangi jalan hidup umat terpilih. Agar kami dapat melihat segala peristiwa yang akan kami alami sepanjang tahun ini dalam iman dan kebijaksanaan. Amin.

Bacaan Misa hari ini: 1Yoh. 4:11-18; Mzm. 72:2,10-11,2-13; Mrk. 6:45-52.

Author

Write A Comment