Remah Mingguan

SIAPKAN JALAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Minggu, 5 Desember 2021, Minggu Advent II
Bacaan: Bar. 5:1-9; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5.6; Flp. 1:4-6,8-11; Luk. 3:1-6.

“Ada suara berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya!”

(Luk 3: 4)

Minggu Advent II mengajak kita untuk mempersiapkan jalan di hati kita agar kita pantas menyambut kedatangan Yesus Juruselamat kita di hari Natal nanti. Kita juga harus siap sedia untuk kedatangan-Nya setiap saat dalam Ekaristi, dalam Sabda, dalam diri setiap orang yang kita jumpai, dan dalam doa-doa bersama kita. Namun kita juga harus ingat bahwa kita juga harus mempersiapkan diri bagi kedatangan-Nya yang kedua kalinya, di akhir hidup kita dan di akhir jaman.

Bacaan pertama hari ini dari nubuat Barukh, sang Nabi memperkenalkan YHWH, Allah Israel, yang menyiapkan jalan dan memimpin bangsa yang terbuang di Bablon itu ke Yerusalem. Barukh mengundang Yerusalem yang berduka itu untuk bersukacita. “Bangkitlah, hai Yerusalem, hendaklah berdiri tegak di ketinggian! Tengoklah ke timur! Lihatlah anak-anakmu sudah berkumpul atas firman dari Yang Kudus!” Sang Nabi mengundang Yerusalem melihat kembalinya bangsa buangan itu. Dengan itu Barukh menubuatkan kembalinya umat manusia kepada Allah.

Selama masa Advent ini, kita pun diajak untuk kembali kepada-Nya dari perbudakan dosa. Mazmur tanggapan hari ini menggemakan sukacita yang sama, sukacita mereka yang menangis dengan sedih meninggalkan Yerusalem tetapi kini telah kembali dengan sukacita karena Allah telah memulihkan Sion.

Dalam bacaan kedua, Paulus menasehati jemaat di Filipi untuk mempersiapkan diri mereka bagi kedatangan kembali Kristus. “Semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,” (Flp 1: 9-10).

Kemudian dalam Bacaan Injil, Yohanes Pembaptis menantang orang-orang Yahudi untuk mempersiapkan hidup mereka bagi kedatangan Sang Mesias yang telah lama dinantikan. Mereka ditantang untuk mempersiapkan jalan dalam hati mereka bagi sang Mesias dengan meratakan bukit-bukit kesombongan dan menimbun lembah-lembah dosa, ketidakadilan dan ketidakpedulian serta meluruskan jalan hidup yang bengkok. Mereka harus mempersiapkan diri dengan berbalik dari dosa-dosa mereka, membarui hidupp dan menyatakan pertobatan mereka dengan baptisan di sungai Yordan.

Apa wartanya bagi kita? Kita pun perlu mempersiapkan hati dan hidup kita bagi kelahiran Yesus Juruselamat kita. Kita harus menimbun lobang-lobang jalan hidup kita yang diakibatkan oleh hidup doa yang dangkal dan hidup beriman yang minimalis! Kita harus meluruskan jalan-jalan hidup kita yang bengkok, seperti kebiasaan-kebiasaan berdosa atau relasi-relasi yang tidak sehat [secara sosial dan rohani]. Jika kita terlibat dalam praktek-praktek tidak jujur, hentikanlah. Jika kita memendam kebencian dan dendam, atau gagal dalam membangun rekonsiliasi dengan sesama, sekaranglah saatnya untuk membersihkan hati kita dari hal-hal tersebut. Sebagai individu, kita mungkin harus mengatasi kebencian yang terpendam, kecenderungan mencari-cari kesalahan, keengganan untuk memaafkan, ketidakjujuran dalam berurusan dengan orang lain, atau kemarahan yang berkepanjangan. Dan kita semua harus meratakan “gunung” kesombongan dan egosentrisme kita dengan mempraktikkan kerendahan hati sejati dalam memberikan pelayanan yang rendah hati kepada sesama.

Kita perlu bertobat dan memohon pengampunan dari Tuhan dan mereka yang telah kita lukai: pesan Yohanes memanggil kita untuk menghadapi dan mengakui dosa-dosa kita. Kita perlu berpaling dari dosa-dosa kita dalam pertobatan yang tulus dan menerima pengampunan Tuhan. Selanjutnya, kita perlu memaafkan orang lain yang telah menyinggung kita dan meminta maaf atas kesalahan-kesalahan kita. “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Matius 6:14–15)

Pace Tinus pusing karena setiap pagi dia buka surat kabar, dia baca judul-judul berita utama yang bikin stress. Judul dengan huruf besar-besar menceritakan ancaman bagi dunia, krisis, kejahatan, pembunuhan, kekerasan, kerusuhan, dan berita-berita buruk lainnya. Tetapi pagi itu ia terkejut, sebab ketika ia buka surat kabar, dia lihat judul besar-besar yang berbunyi: “Yesus Tinggal dalam Hatiku.” Kemudian menyusul kisahnya: “Sepanjang malam anjing menggonggong terus menerus di rumah seorang warga. Biasanya, gonggongan anjing menandakan sesuatu yang kurang baik, mungkin saja pencuri atau perampok yang mengancam. Akan tetapi keesokan harinya, pagi-pagi benar, ketika ia memeriksa barang-barang miliknya, tidak ada yang hilang. Malahan ia menemukan sesuatu yang sudah lama hilang dan dikembalikan. Di depan pintu rumahnya, dilihatnya sepasang speaker mobil yang telah dicuri enam minggu sebelumnya. Sebuah catatan ditempel pada speaker itu yang berbunyi: “Maaf, saya menyesal telah mencuri sepasang speaker mobil anda, tetapi sekarang saya bertobat. Saya telah memohon agar Tuhan Yesus mengampuni saya. Saya berharap anda juga mengampuni saya. Saya tak lagi mencuri…. Tuhan telah mengubah saya… Saya telah menjadi ciptaan yang baru sejak Yesus tinggal dalam hatiku.” Sungguh-sungguh sebuah kabar baik!

Semoga kisah hidup anda juga menjadi kabar baik! Menjadi Injil!

Author

Write A Comment