Sabda Hidup
Kamis, 1 Oktober 2020, Pesta St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus
“Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.”
(Mat 18: 4).
Hari ini adalah Pesta St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan, Pujangga Gereja dan Pelindung Misi.
Marie Thérèse Martin, demikian nama aslinya, lahir di Alençon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873, anak bungsu dari lima putri. Ayahnya, Louis, adalah seorang pembuat jam tangan, dan ibunya, Zelie, yang meninggal karena kanker payudara ketika Thérèse berusia empat tahun, adalah seorang pembuat renda.
Thérèse dibesarkan dalam sebuah keluarga kristen yang dapat diteladani. Saat masih anak-anak, dia tertarik akan kehidupan membiara, dan pada usia lima belas tahun memperoleh izin untuk bergabung dengan biara Karmel Lisieux. Selama sembilan tahun berikutnya dia menjalani kehidupan religius yang sangat biasa. Tidak ada mujizat, tindakan atau mati raga luar biasa yang tercatat tentang dirinya. Dia mencapai tingkat kesucian yang sangat tinggi dengan menjalankan tugas-tugas hariannya yang biasa dengan kesetiaan yang sempurna, memiliki kepercayaan seperti anak kecil dalam pemeliharaan Tuhan dan cinta yang penuh belas kasihan dan siap untuk melayani orang lain setiap saat.
Dia juga memiliki kasih yang besar kepada Gereja dan semangat untuk pertobatan jiwa. Dia berdoa khusus untuk para imam. Dia meninggal karena sakit paru-paru pada 30 September 1897, pada usia 24, dan dikanonisasi pada tahun 1925. Dia tidak pernah berhenti memenuhi janjinya: “Aku akan masuk surga dengan berbuat baik di bumi.” Kehidupan batinnya diketahui melalui otobiografinya yang berjudul Story of a Soul. Paus Yohanes Paulus II mendeklarasikannya sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1997.
St Theresia dari Kanak-Kanak Yesus, tidak pernah pergi ke tanah misi. Namun, cintanya yang besar pada misi dan doa-doa serta surat-surat yang ia berikan untuk mendukung para misionaris menjadi alasan ia diteguhkan sebagai pelindung karya misi. Justru, ia memilih “jalan kecil” untuk mencapai kesempurnaan hidup: yaitu hidup layaknya seorang anak kecil, penuh cinta, dan iman pada Allah, serta penyerahan diri yang total dengan gembira hati. Demi cita-cita itu, ia melakukan hal-hal kecil dan kewajiban sehari-hari dengan penuh tanggung jawab. Hidupnya sungguh mengejawantahkan sabda Yesus hari ini: “Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga,” (Mat 18: 4). St. Theresia sendiri berkata: “Dalam seluruh tindakanmu, berusahalah menghindari jejak-jejak pencarian diri sekecil apapun.” Bukankah pencarian diri itu yang biasa kita cari, dengan berusaha menjadi kuat, berkuasa, kaya, populer?
St. Theresia suka bunga-bunga dan memandang dirinya sebagai bunga kecil yang dengan keindahannya saja sudah memuliakan Tuhan di antara bunga-bunga dalam taman Tuhan. Itulah sebabnya ia dijuluki juga “Si Bunga Kecil”. Kita diingatkan bahwa kita semua dipanggil menjadi kudus, dengan melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dengan setia, meski dalam hal-hal kecil dan biasa. Tumbuhlah dalam keindahan untuk memuliakan Tuhan, seperti Si Bunga Kecil.
Bacaan misa hari ini: Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13; Mzm. 131:1,2,3; Mat. 18:1-4