Sabda Hidup
Selasa, 29 April 2025, Selasa Pekan Paskah II, Peringatan St. Katarina dari Siena
Bacaan: Kis. 4:32-37; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Yoh. 3:7-15,
“Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.”
(Yoh 3: 7)
Dalam diskusinya dengan Nikodemus, Yesus menegaskan satu hal: seorang murid harus dilahirkan kembali. Dilahirkan kembali berarti menemukan kembali kebebasan sebagai anak-anak Allah. Yesus mengajarkan bahwa kelahiran kembali yang sejati berasal dari Roh Kudus – nafas kehidupan yang memperbaharui dan memerdekakan. Namun seringkali, kita terjebak dalam struktur yang kita ciptakan untuk mendukung iman kita. Pada awalnya, kebiasaan dan rutinitas ini membantu kita dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu, semua itu dapat menjadi kaku dan tidak bernyawa. Kita melupakan Tuhan, dan malah berpegang teguh pada aturan dan rutinitas.
Komunitas Kristen perdana dalam Kisah Para Rasul adalah model yang indah tentang menjadi seperti apa Gereja itu jika sepenuhnya terbuka kepada Roh Kudus: sebuah komunitas yang harmonis, bersatu, dan mengasihi. Mereka sehati dan sejiwa, one heart and one mind (bdk. Kisah Para Rasul 4:32-37). Sementara kelemahan manusia sering membawa masalah dan perpecahan, komunitas yang “ideal” ini ditunjukkan kepada kita, agar kita tahu dan senantiasa ingat apa yang mungkin terjadi apabila kita hidup dalam keterbukaan penuh kepada Allah.
Namun, bahkan sejak awal, ada tiga hal yang sering merusak keharmonisan ini: uang, kesombongan, dan gosip.
Uang dan cinta akan uang memecah belah hati. Seperti yang ditunjukkan oleh Santo Yakobus dan Santo Paulus, keberpihakan kepada orang kaya dan pengabaian kepada orang miskin telah melukai hati Gereja secara mendalam (bdk. Yakobus 2:2; 1 Kor. 11:20-22). Kesombongan – keinginan untuk dilihat, dipuji dan diakui – menjauhkan kita dari kerendahan hati dan komunitas. Dan….. gosip, racun yang halus namun sangat kuat, menghancurkan hubungan dan menimbulkan perpecahan.
Namun Roh Kudus adalah Roh keharmonisan, kasih antara Bapa dan Putera, dan Dia yang menciptakan kesatuan di mana ada perpecahan. Hanya Dia yang dapat membebaskan kita dari jebakan keduniawian.
Marilah kita memohon kepada Tuhan untuk memiliki hati yang tunduk pada Roh Kudus. Kiranya Dia mengubahkan kita dan komunitas kita sehingga kita dapat mencerminkan kesatuan, kesederhanaan, dan kasih seperti nampak dalam komunitas jemaat perdana.
Tuhan, hembuskanlah Roh-Mu ke dalam diriku. Bebaskanlah aku dari apa saja yang membelenggu. Jadikanlah aku baru. Dan semoga hidupku menjadi kesaksian nyata akan sukacita hidup dalam kesatuan, cinta dan belas kasih. Amin.