Remah Harian

PERCAKAPAN DUA SAHABAT

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Sabtu 13 November 2021, Sabtu Pekan Biasa XXXII
Bacaan: Keb. 18:14-16; 19:6-9; Mzm. 105:2-3,36-37,42-43; Luk. 18:1-8.

“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?”

(Luk 18: 7)

Demikianlah janji Yesus kepada kita dalam Injil hari ini. Inilah rahasia doa: tanpa lelah berseru kepada-Nya, tak pernah kehilangan harapan, tangan dan hati tetap terangkat kepada-Nya memohon pertolongan-Nya. Inilah doa yang ditunjukkan oleh Yesus kepada kita. Berdoa adalah berjuang.

Dalam menghidupi semangat misi secara penuh, doa adalah syarat yang tak terelakkan – DOA. Doa adalah kekuatan utama dalam pewartaan. Para misionaris pertama-tama adalah orang-orang pendoa, yang memupuk umannya dalam ikatan tetap dengan Tuhan. Baiklah kita bertanya kepada diri kita sendiri: apakah saya berdoa bagi para misionaris? Apakah saya berdoa bagi mereka yang mewartakan Sabda Allah sampai di sudut-sudut bumi ini?

Permohonan tak jemu-jemu seorang janda kepada hakim yang tak takut akan Tuhan berhasil memperoleh keadilan baginya. Yesus berkata, jika janda itu berhasil meyakinkan hakim itu, apakah Allah tidak akan mendengarkan kita jika kita berdoa kepada-Nya dengan tidak jemu-jemu?

“Berseru siang dan malam” kepada Allah, kata Yesus. Mengapa Allah menginginkan hal itu? Bukankah Ia sudah mengetahui apa yang kita butuhkan? Apa artinya berseru kepada-Nya dengan tak jemu-jemu?

Ini adalah pertanyaan bagus yang mengajak kita untuk melihat aspek penting dari iman kita: Ia mengajak kita untuk berdoa dengan tekun dan tak jemu-jemu bukan karena Ia tidak mengetahui apa yang kita butuhkan. Sebaliknya, doa kita yang kita lakukan dengan tekun selalu mengingatkan kita akan Allah yang selalu berjalan dengan kita dan tidak pernah meninggalkan kita sendirian.

Dua orang sahabat baik yang sedang berjalan bersama tentu tidak hanya diam saja, mereka biasanya bercakap-cakap. Kalau toh tidak berbicara, seorang sahabat yang saling mengasihi yakin bahwa sahabatnya selalu ada. Doa kita adalah percakapan dengan seorang sahabat yang berjalan bersama dengan kita. Oleh sebab itu, berdoalah selalu, bukan untuk meyakinkan – atau bahkan memaksakan – keinginan-keinginan kita. Ia lebih mengetahui kebutuhan kita daripada kita sendiri. Sungguh, doa yang tekun dan konsisten adalah ekspresi iman terhadap Allah yang memanggil kita untuk berjuang bersama-Nya untuk menaklukkan kejahatan dengan kebaikan.

Menerangkan perikope ini Paus Fransiskus berkata, “marilah kita belajar dari janda dalam perikope Injil itu dengan berdoa tanpa lelah. Janda itu sungguh amat baik! Ingatlah ada begitu banyak wanita yang berjuang untuk keluarga mereka, yang berdoa dan tak pernah lelah. Hari ini mari kita ingat mereka yang dengan sikap mereka memberi kita kesaksian iman dan keberanian, dan menjadi model doa kita.”

Bagaimana anda berdoa? Seberapa konsistenkah anda memohon? Apa yang anda minta? Apa yang sebenarnya anda inginkan? Apakah anda membedakan antara apa yang anda inginkan dan apa yang benar-benar anda butuhkan? Dan apakah anda benar-benar memiliki iman dan kepercayaan pada pemeliharaan penuh kasih dari Allah yang berjalan bersama kita dalam peziarahan kita?

“Bersukacitalah dalam pengharapan, tabahlah dalam kesusahan, dan bertekunlah dalam doa!” (Rom 12: 12).

Author

Write A Comment