Sabda Hidup
Selasa, 10 September 2024, Selasa Pekan Biasa XXIII
Bacaan: 1Kor 6:1-11; Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b; Luk 6:12-19.
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.” (Luk 6: 12)
Injil hari ini berbicara tentang Yesus yang memilih para rasul-Nya setelah semalam-malaman berdoa di atas gunung. Sebelum mengambil keputusan yang sangat penting, Dia mencari persekutuan dengan Bapa. Itu menunjukkan bahwa doa adalah dasar dari kebijaksanaan dan kepemimpinan. Doa memperluas perspektif kita dan membantu kita memahami kehendak Allah. Apapun rencana dan proyek kita, jika dimulai dengan doa dan mencari kehendak Allah, tidak mungkin gagal. Orang-orang yang dipilih oleh Yesus sebagai rasul-rasul-Nya bukanlah orang-orang yang paling berkualitas, tetapi mereka adalah individu-individu yang tidak sempurna – orang-orang biasa seperti kita – untuk melaksanakan misi-Nya.
Seluruh Injil Lukas menggarisbawahi pentingnya doa dan menyoroti doa Yesus dalam berbagai kesempatan. Sementara Injil-injil lain menyebutkan Roh Kudus turun ke atas Yesus pada saat pembaptisan dan berubah rrupa di atas gunung, Lukas secara unik menekankan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut terjadi ketika Yesus sedang berdoa. Lukas sendiri bahkan menggambarkan Yesus sedang berdoa bagi para pembunuhnya saat ia sedang sekarat di kayu salib.
Para penerus para rasul – para uskup, imam, dan diakon – memikul tanggung jawab yang berat untuk menggembalakan kawanan domba Kristus. Sama seperti Yesus berdoa memohon hikmat dan bimbingan, kita juga harus menenggelamkan diri kita di dalam doa. Melalui doa, mereka menerima anugerah untuk memimpin dengan kerendahan hati, kebijaksanaan, dan belas kasih. Kita, sebagai umat beriman, juga harus berdoa bagi para pemimpin kita, meminta Tuhan untuk memenuhi mereka dengan Roh Kudus dan membimbing mereka dalam pelayanan mereka.
Ketika merayakan Misa dengan para uskup yang baru dilantik pada tahun 2016, Paus Fransiskus meminta umat beriman untuk berdoa dengan tekun bagi para penerus kedua belas Rasul. “Dua belas orang ini adalah kelompok uskup pertama. Sebelum mereka dipilih, mereka telah menghabiskan waktu bersama Yesus dalam doa. Oleh karena itu, tugas pertama kita bukanlah membuat rencana pastoral, tetapi bersama Yesus dalam doa,” kata paus.
Semoga Tuhan menyalakan dalam hati kita semangat doa. Meski sering ada macam-macam alasan, meski ada macam-macam rasionalisasi untuk tidak berdoa, mari mohon kepada-Nya agar kita dapat mengatasi semua itu.