Remah Mingguan

PENJALA-PENJALA PENGHARAPAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Minggu, 4 Mei 2025, Minggu Paskah III Tahun C
Bacaan: Kis. 5:27b-32,40b-41Mzm. 30:2,4,5,6,11,12a,13bWhy. 5:11-14Yoh. 21:1-19.

Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
(Yoh 21: 7)

Bacaan Injil hari ini menarik untuk direnungkan dari beberapa sudut pandang. Saya ajak anda merenungkannya dalam kerangka peziarahan kita di Tahun Yubileum Peziarah Pengharapan ini. Injil hari ini berbicara tentang ziarah rohani kita. Adegan yang diceriterakan terjadi di Danau Galilea, di mana para murid mendapati diri mereka dengan jala yang kosong setelah semalam suntuk menjala ikan. Para murid yang “galau” karena pengalaman kehilangan orang yang mereka andalkan kembali ke kebiasaan lama: menjala ikan. Seberapa sering kita juga kembali ke kebiasaan lama ketika kita merasa putus asa atau tidak yakin dengan jalan kita?

Pengalaman Petrus mencerminkan perjalanan rohani kita sendiri. Meskipun telah mengikut Yesus, ia kembali ke kehidupannya yang lama: “Aku pergi menangkap ikan.” Kembali ke kebiasaan lama pada saat kebingungan adalah hal yang sangat manusiawi. Seperti Petrus, terkadang kita mengabaikan doa, mengganti percakapan keluarga yang bermakna dengan kebisingan, atau meninggalkan karya amal ketika hidup menjadi berat. Langkah-langkah mundur ini menghadapkan kita dengan jala yang kosong dan hati yang tidak terpenuhi.

Keindahan perikope Injil ini terletak pada tanggapan Yesus. Dia tidak mencela para murid, tetapi dengan lembut memanggil mereka “anak-anak” dan mengundang mereka untuk menebarkan jala lagi. Pada Tahun Yubileum ini, Kristus menawarkan undangan yang sama kepada kita – untuk memulai kembali bersama-Nya, untuk melangkah ke tempat yang lebih dalam meskipun kita mengalami kekecewaan.

Ketika Petrus mendengar, “Itu Tuhan,” dia langsung menceburkan diri di air danau dan berjalan ke arah Yesus. Sungguh sebuah gambaran yang indah untuk ziarah pengharapan kita! Tahun Yubileum memanggil kita kepada kasih spontan yang sama – untuk bergerak melampaui perhitungan dan kenyamanan menuju Kristus dengan antusiasme yang baru.

Ada satu hal lagi yang menarik untuk diperhatikan, yaitu bahwa Yohanes mencatat jumlah ikan yang mereka tangkap setelah Yesus memerintahkan untuk kembali melemparkan jala: “seratus lima puluh tiga ekor banyaknya,” (Yoh 21: 11). Jumlah 153 ekor ini diyakini sebagai sebuah simbol. Menurut St. Hieronimus, para ahli zoologi Yunani membuat katalog 153 spesies ikan (lihat juga Yehezkiel 47:10; Mazmur 104:24-25). Jumlah ini diyakini sebagai jumlah universal dari berbagai jenis ikan yang ada di lautan bumi, melambangkan universalitas umat manusia. Misi mewartakan Kerajaan Allah bersifat universal. Para Rasul harus bekerja bukan hanya untuk keselamatan segelintir orang, seperti orang-orang Yahudi sebagai sebuah bangsa yang terpilih. Mereka setelah dibangkitkan kembali dari keputusasaan, diutus untuk penggenapan pemerintahan Allah di antara semua orang. Untuk mewartakan Injil, para Rasul harus menjadi penjala semua orang.

Kita pun mempunyai tugas yang sama. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tetap kuat dan bertahan apa pun kesulitan yang kita hadapi untuk mewartakan kebangkitan Kristus. Kita adalah “nelayan-nelayan pengharapan”. Kita harus bangga memiliki Yesus Kristus yang telah bangkit dengan mulia. Hanya melalui Dialah ada keselamatan dan penebusan berlimpah.

Tuhan, saat kami patah semangat, bangkitkan kami menjadi penjala-penjala manusia penuh pengharapan. Amin.

Author

Write A Comment