Remah Harian

PENGKHIANATAN YUDAS DAN KESETIAAN KITA MENGABDI TUHAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 16 April 2025, Rabu dalam Pekan Suci
Bacaan: Yes 50:4-9aMzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34Mat 26:14-25.

“Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.”
[Mat 26: 14 – 15]

Hari ini adalah hari terakhir dalam Masa Prapaskah. Artinya, hari ini adalah hari ke-40 sesudah Rabu Abu. Dan hari ini sering juga dikenal sebagai hari “Rabu Mata-Mata” (Spy Wednesday) sebab dalam bacaan Injil hari ini Yudas “mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Dia,” setelah ia dibayar tiga puluh keping uang perak.

Saat kita merenungkan Injil hari ini, kita diingatkan akan godaan yang menjauhkan kita dari kesetiaan kepada Kristus. Di dunia saat ini, masih banyak orang yang menjual orang yang berkebutuhan demi keuntungan pribadi, mengeksploitasi orang-orang yang rentan demi keuntungan finansial. Dari perdagangan manusia hingga praktik perburuhan yang tidak adil, hati yang tamak mendorong pengkhianatan ini, yang mencerminkan tindakan Yudas. Jangankan menjual orang, Yesus pun “dijual” agar jabatan dapat diraih, agar bisnis lancar, agar popularitas tidak anjlok, dst.

Yudas, yang adalah seorang murid, menyerah pada cintanya akan uang dan berpaling dari Juruselamat yang telah mengasihinya. Kelemahannya membawanya ke jalan gelap pengkhianatan, menjual Yesus kepada para imam-imam kepala. Kisah tragis ini menyoroti sebuah kebenaran yang sangat nyata: ketika uang menjadi tuan kita, kita jatuh ke dalam suatu bentuk perbudakan rohani. Kita diberi pilihan: melayani Tuhan dan mengasihi sesama atau melayani uang dan diperbudak oleh janji-janji palsunya.

Yesus tidak pernah menyebut Yudas sebagai “pengkhianat” secara langsung, meskipun Dia tahu apa yang akan terjadi. Dia memanggilnya “sahabat”, sama dengan murid-murid-Nya yang lain, menunjukkan kepada kita bahwa kasih dan pengampunan selalu tersedia, bahkan bagi mereka yang berkhianat. Namun, akhir hidup Yudas mengingatkan kita akan janji-janji kosong dari dosa – iblis menawarkan kepuasan sesaat, tetapi meninggalkan kita dalam keputusasaan.

Hari ini, ketika kita merenungkan pilihan kita sendiri, mari kita bertanya: Apakah kita, seperti Yudas, memilih kepentingan pribadi di atas kesetiaan kepada Kristus? Apakah kita mengeksploitasi orang lain demi keuntungan pribadi? Masing-masing dari kita harus menghadapi “Yudas kecil” di dalam diri kita, bagian dari diri kita yang tergoda oleh materialisme, keserakahan, dan pengkhianatan. Marilah kita memilih untuk melayani Tuhan, mencari keadilan, dan mengasihi orang lain dengan hati yang murni, mengingat bahwa pengkhianatan hanya akan membawa kesedihan. Semoga kita menjadi murid-murid sejati, bebas dari belenggu keinginan duniawi.

Tuhan, jangan biarkan kami masuk dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Author

Write A Comment