Sabda Hidup
Jumat, 4 Oktober 2024, Peringatan St. Fransiskus Asisi
Bacaan: Ayb 38:1.12-21; 39:36-38; Mzm 139:1-3.7-8.9-10.13-14ab; Luk 10:13-16
Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!” (Luk 10: 13 – 15)
Apa yang anda rasakan ketika anda berbicara dengan seseorang tetapi orang itu malahan sibuk menulis/membaca pesan di handphone-nya? Tentu anda akan merasa jengkel. Itu dapat menjadi pengalaman yang membuat anda frustrasi ketika anda mengetahui bahwa dia sama sekali tidak memberikan perhatian penuh kepada Anda.
Yesus pasti merasa frustrasi dengan ketidakpercayaan orang-orang Yahudi, frustrasi dengan kebebalan hati mereka. Setelah semua yang telah Dia lakukan, mereka masih belum mengerti. Saya rasa itulah yang Tuhan rasakan terhadap kita ketika Ia mencurahkan kasih dan berkat-Nya yang berlimpah kepada kita, tetapi kita sering tidak ‘mengerti’, karena kita tidak mau menerimanya, atau kita tidak peduli karena kita terlalu asyik dengan agenda pribadi dan terbebani oleh masalah-masalah kita, atau kita dibutakan oleh kepentingan duniawi.
Setiap hari, setiap saat adalah kesempatan untuk melihat dan mengalami banyak mujizat dalam diri kita dan di sekeliling kita. Mujizat bahwa kita masih bernafas, jantung kita masih berdenyut, mujizat persahabatan, pengampunan, keindahan ciptaan, dan masih banyak lagi. Semua mengundang kita untuk semakin dekat dengan-Nya.
Semoga kita semua menjadi lebih peka dan lebih bersyukur kepada Tuhan yang merengkuh kita dengan mujizat-mujizat-Nya. Semoga kita lebih menghargai apa yang sudah kita miliki ketimbang menggerutu tentang apa yang tidak kita miliki, atau mengkhawatirkan apa yang ingin kita miliki.
Hari ini juga kita peringati St. Fransiskus dari Asisi. Pada tahun 1979, Paus Yohanes Paulus II menetapkan Santo Fransiskus sebagai santo pelindung ekologi. Fransiskus mengajarkan kepada kita jalan pertobatan, tidak hanya di dalam hati kita tetapi juga bagaimana kita hidup secara harmonis dengan alam. Semoga perayaan hari ini menginspirasi kita juga untuk bertobat dari dosa-dosa ekologis kita dan merangkul kehidupan, mempunyai rasa syukur, dan kepedulian terhadap dunia di sekitar kita. Semoga keserakahan tidak membutakan kita terhadap kecenderungan merusak alam sekitar kita.