Remah Harian

MURID-MURID MASA KINI

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Senin, 13 Januari 2025, Senin Pekan Biasa I
Bacaan: Ibr. 1:1-6Mzm. 97:1,2b, 6,7c,9Mrk. 1:14-20

Saya masih ingat ketika saya mendaftar masuk Seminari karena saya ingin menjadi seorang imam. Saya menjalani proses dan melewati beberapa langkah seperti: mengikuti ujian masuk, mengikuti serangkaian tes, wawancara pendahuluan, rekomendasi dari pastor paroki, dan lain-lain. Ketika saya diterima, saya tinggal di seminari selama beberapa tahun untuk menjalani pembinaan seminari. Seminari Menengah saya jalani selama 4 tahun, tidak seperti SMA pada umumnya yang dijalani selama 3 tahun. Kemudian setelah memilih Tarekat yang akan saya masuki, saya harus melamar dilengkapi dengan pelbagai persyaratan. Setelah diterima saya masuk masa postulan 1 tahun, masa novisiat 1 tahun, studi filsafat dan teologi empat tahun, tahun pastoral 1 tahun, studi teologi lanjutan 2 tahun, baru kemudian ditahbiskan sebagai diakon. Sesudah itu menjalani tahun diakonal 1 tahun, baru kemudian ditahbiskan imam setelah dinyatakan layak untuk ditahbiskan.

Selain studi akademis, selama masa pembinaan saya menjalani pelbagai macam pembinaan: kepribadian, kerohanian, pastoral, dan macam-macam pembinaan lainnya.

Tentu saja murid-murid Yesus tidak menjalani proses seperti itu ketika mereka dipanggil oleh-Nya. Dalam Injil hari ini, Andreas dan Simon sedang menebarkan jala di danau, sementara Yakobus dan Yohanes sedang membersihkan jala ketika Yesus memanggil mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Dengan segera mereka meninggalkan semua yang ada di dalam perahu dan mengikut Yesus. Saat itu juga, mereka bersedia dan siap! Mereka menjalani “pendidikan seminari” bersama Yesus selama kurang lebih tiga tahun.

Perikop Injil tentang panggilan para murid pertama ini memberikan kita tiga hal untuk merefleksikan panggilan kita sebagai orang Kristen: Pertama, Yesus memanggil kita dalam aktivitas keseharian kita. Yesus ‘melihat Simon dan saudaranya Andreas sedang menebarkan jala di danau; mereka adalah nelayan. Mereka bekerja dan memenuhi rutinitas harian mereka dan Kristus memasuki kehidupan mereka secara mengejutkan serta memanggil mereka untuk menjadi rasul-Nya. Mereka menjawab ‘ya’ karena mereka terbuka kepada-Nya dan percaya kepada-Nya. Kita dapat mendengar panggilan Kristus dengan lebih jelas dan berusaha untuk menanggapinya dalam kegiatan kita sehari-hari jika kita punya semangat doa dalam hidup kita.

Kedua, panggilan Yesus bersifat mendesak. Dia berkata: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” Kata-kata Yesus menyampaikan sebuah rasa kebutuhan dan tuntutan untuk mengikuti-Nya. Simon dan Andreas merasakan pentingnya saat itu sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk merasionalisasi situasi atau memikirkan kembali pilihan mereka. Kristus membutuhkan murid-murid-Nya sekarang.

Kita sering mendengar Kristus memanggil kita dengan segera. Panggilan-Nya tampaknya selalu menuntut namun penuh kasih. Dia ingin kita secara pribadi mengalami Dia dan kabar baik yang merupakan kasih-Nya. Saya ingat pembimbing rohani saya pernah mengatakan: “Mengikuti Kristus itu sulit, sulit dan mahal. Tetapi tidak ada cara lain untuk berbahagia dalam hidup ini.” Dengan kata lain, jangan tunda, selalu siap sedia!

Ketiga, mengikut Yesus sering kali berarti mengubah beberapa aspek dalam hidup kita. Dia memanggil kita untuk bertobat dari kebiasaan, cara berpikir, cara merasa dan cara hidup kita yang lama untuk sepenuhnya percaya dan hidup sesuai dengan Firman-Nya. Jika kita ingin benar-benar hidup, sesuai dengan tuntutan firman Tuhan, kita harus melakukan pertobatan terus menerus, yaitu meninggalkan diri kita yang lama di masa lalu dan hidup atas cara yang baru di dalam Kristus pada masa kini.

Ada banyak jiwa yang menantikan keselamatan dari Kristus. Dia hanya membutuhkan penjala yang akan pergi menjala dan mengumpulkan mereka. Misi yang Dia tempatkan di tangan kita akan menghasilkan tangkapan yang besar. Marilah kita mencintai misi kita. Anda dan saya adalah murid-murid-Nya masa kini.

Tuhan, kami hendak mengikuti Engkau. Bantulah kami menghidupi Injil-Mu secara nyata. Amin.

Author

Write A Comment