Remah Harian

MENYENTUH LUKA-LUKA YESUS

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 3 Juli 2024, Pesta St. Thomas Rasul
Bacaan: Ef. 2:19-22Mzm. 117:1,2Yoh. 20:24-29.

YOH 20: 27 – 29

Ketika Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan, beberapa orang bersukacita, sementara yang lainnya ragu. Tomas rasul tidak termasuk di antara mereka yang mengalami penglihatan pertama Yesus yang Bangkit. Ia harus menunggu satu minggu lamanya sebelum Yesus menampakkan diri kepadanya. Tuhan tahu kapan waktu yang tepat dan bagaimana melakukan sesuatu. Tomas membutuhkan waktu delapan hari untuk menerima apa yang dimintanya: mencucukkan jari-jarinya pada luka-luka Yesus agar ia percaya bahwa Yesus telah bangkit dari mati.

Dia menyatakan imannya kepada Tuhan setelah beranjak dari ketidakpercayaan kepada iman akan Kebangkitan. Seminggu kemudian, ketika Yesus berdiri di hadapannya, Tomas tidak hanya yakin bahwa Tuhan benar-benar telah bangkit, tetapi ia juga yakin bahwa Gurunya yang telah bersamanya selama tiga tahun adalah Allah sendiri dan ia pun berseru: “Tuhanku dan Allahku”.

Tomas menunjukkan kepada kita sebuah cara untuk mengenali Yesus – dengan menyentuh luka-luka-Nya. Bagaimana kita dapat menemukan luka-luka Yesus hari ini? Kita tidak dapat melihatnya seperti yang dilihat oleh Tomas. Namun, kita dapat menemukannya dengan menyentuh saudara-saudara kita yang terluka karena lapar, haus, telanjang, terhina, ditindas, di penjara, di rumah sakit, di jalanan….. Itulah luka-luka Yesus di zaman kita.

Menjangkau saudara-saudari kita yang berkebutuhan di sekitar kita memungkinkan kita untuk menyentuh luka-luka Yesus.  Paus Fransiskus mengingatkan kita: “Kita harus menyentuh luka-luka Yesus, dan menjamah mereka. Kita harus menyembuhkan luka-luka Yesus dengan kelembutan. Kita harus benar-benar mencium luka-luka Yesus”. Kehidupan Santo Fransiskus dari Asisi berubah ketika ia memeluk seorang penderita kusta. Dengan itu ia telah menyentuh Tuhan yang hidup dan Tuhan yang sama yang hadir dalam sakramen Mahakudus. “Apa yang Yesus minta kita lakukan dengan karya belas kasih kita adalah apa yang diinginkan oleh Santo Tomas: mencucukkan tangan pada luka-lukanya,” tegas Paus Fransiskus.

Seperti Santo Tomas, marilah kita bertekad untuk menemukan luka-luka Yesus yang masih ada sampai sekarang, pada diri saudara dan saudari kita yang lapar, haus, telanjang, terhina, sakit, menderita, ditolak, terpinggirkan…. Dengan menyentuh dan membalut luka-luka ini “kita dapat menyembah Allah yang hidup di tengah-tengah kita”.

Allah yang hidup, mata kami belum pernah melihat Putera-Mu Yesus Kristus dan jari-jari kami belum pernah menyentuh bekas luka-Nya, namun kami telah bersatu di dalam nama-Nya. Jadikanlah iman kami kepada-Nya semakin dalam dan kekal, agar Roh Kudus menghembuskan kehidupan baru di dalam diri kami dan memampukan kami melihat dengan mata yang baru pada dunia dan pada orang-orang di sekitar kami, sehingga kami dapat membawa kepada mereka kasih, damai sejahtera dan keadilan Yesus Kristus, Tuhan kita yang telah bangkit. Amin.

Author

Write A Comment