Remah Harian

MARTIR

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 27 November 2024, Rabu Pekan Biasa XXXIV
Bacaan: Why 15:1-4Mzm 98:1.2-3ab.7-8.9Luk 21:12-19.

Hidup Kristiani adalah hidup kemartiran. Kekristenan adalah agama salib. Yesus dengan rela mencurahkan darah-Nya untuk kita dan Dia memanggil kita untuk menjadi martir juga.

Kata μάρτυς (martir) dalam bahasa Yunani berarti ‘saksi.’ Beberapa Bapa Gereja mengatakan sesuatu tentang kemartiran. Tertullianus berkata: “Darah para martir adalah benih.” Siprianus juga mengatakan: “Ketika penganiayaan terjadi, tentara Allah diuji, dan surga terbuka bagi para martir. Kami tidak termasuk dalam bala tentara yang memikirkan perdamaian dan untuk mundur dari pertempuran, karena kita menyaksikan bahwa Tuhan telah mengambil tempat pertama dalam peperangan tersebut.” Agustinus menulis: “Para martir dibelenggu, dipenjara, dicambuk, dibakar, disiksa, dan dibantai namun mereka malah berlipat ganda”.

Tuhan mungkin memanggil beberapa dari kita untuk menjadi martir. “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi,” kata Yesus (Luk 21: 13). Tetapi bagi sebagian besar dari kita menjadi martir tanpa menumpahkan darah, yang memberikan kesaksian akan sukacita Injil di tengah tantangan, kontradiksi, godaan dan kesulitan sehari-hari karena cara kita mengikuti Tuhan. Kita menjadi martir dengan menjadi saksi sukacita, kebenaran dan kebebasan Injil; dengan kesaksian nyata. Apa yang menarik dari sukacita Injil? Mereka tertarik pada Injil saat mereka melihat kita mengasihi musuh, tetap gembira dalam penderitaan, sabar dalam kesusahan, mengampuni mereka yang melukai kita dan berbelas kasih kepada mereka yang tidak berdaya dan tanpa harapan.

Apakah ciri-ciri seorang saksi Kristus yang sejati? David Watson dalam bukunya, Called & Committed: World-Changing Discipleship (1982) mengatakan bahwa tanda-tanda seorang saksi yang sejati adalah:

  1. Seorang saksi harus memiliki pengalaman langsung tentang Kristus. Desas-desus tidak dapat diterima di pengadilan hukum dan juga di “pengadilan” opini dunia. Orang-orang hanya akan mendengarkan apa yang telah kita lihat dan dengar secara pribadi. Dengan demikian, pengalaman pribadi dengan Kristus menjadi penting.
  2. Seorang saksi harus dapat mengekspresikan dirinya secara verbal. Kita dapat bersaksi secara efektif melalui kehidupan kita, pekerjaan kita, hubungan kita, sikap kita, penderitaan kita dan bahkan kematian kita, namun kita tetap harus “siap setiap saat untuk menjawab siapa pun yang meminta Anda untuk menjelaskan pengharapan yang ada di dalam diri Anda.” Kita harus melakukannya “dengan lemah lembut dan hormat,” dan dengan integritas hidup kita yang menunjukkan kebenaran perkataan kita.
  3. Seorang saksi akan memiliki keyakinan pada kuasa Allah. Ia bersandar pada kuasa Sabda Kristus dan Dia yang disalibkan, dan kuasa Roh Kudus. Ia tahu bahwa Allah dapat menembus pertahanan apa pun, dan mengubah hati siapa pun. Keyakinan ini bukanlah kesombongan, tetapi sikap rendah hati dan peka, yang ditandai dengan banyak berdoa. Ia tahu bahwa tanpa Allah ia tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi dengan Allah segala sesuatu menjadi mungkin.
  4. Seorang saksi akan memiliki belas kasihan kepada mereka yang terhilang secara rohani. Ia akan memperhatikan mereka sebagai pribadi-pribadi yang sangat berarti bagi Allah: diciptakan menurut gambar-Nya, ditebus oleh Anak-Nya dan didiami oleh Roh-Nya.

Siap menjadi martir jaman now? Siap menjadi saksi?

Tuhan, bebaskan kami dari segala ketakutan yang melumpuhkan sehingga kami memiliki keberanian yang lahir dari iman untuk memberikan kesaksian akan tuntutan Injil. Amin.

Author

Write A Comment