Sabda Hidup
Sabtu, 21 Desember 2024, Hari Biasa Khusus Advent, Peringatan Fakultatif St. Petrus Kanisius
Bacaan: Kid. 2:8-14 atau Zef. 3:14-18a; Mzm. 33:2-3,11-12,20-21; Luk. 1:39-45.
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.”
(Luk 1: 39 – 40).
Maria bukan hanya yang pertama dari semua orang percaya dalam Perjanjian Baru tetapi juga misionaris pertama yang membawa kabar baik tentang kasih Tuhan dan kuasa penyelamatan kepada sepupunya Elizabeth dan seluruh keluarganya. Dia melakukan perjalanan berkilo-kilometer dari Nazareth ke Ein Karem untuk bersama dan untuk membantu, sepupunya Elizabeth, yang sedang menantikan kelahiran anaknya. Dia sendiri juga sedang mengandung, tetapi dia pergi, meninggalkan zona nyamannya, menantang ketidaknyamanan dan bahaya perjalanan, untuk hadir bersama dengan sepupunya. Seorang misionaris adalah seseorang yang bekerja ekstra untuk membawa berkat.
Tentang hal ini Pater Jules Chevalier, pendiri Tarekat MSC, pernah berkata: “… Ia berangkat cepat-cepat, dikatakan dalam Injil. Tidaklah menjadi soal meskipun jalan yang harus ia tempuh itu menanjak. Cinta kepada Hati Yesus mendorong Maria untuk pergi; Ia tidak ingin terlambat. Rasa capai tidak menjadi soal bagi Maria. Kehendak Tuhan adalah segala-galanya. Apakah kita mempunyai semangat yang sama seperti Maria, yakni melakukan kebaikan yang ada dalam diri kita?”
Ada dua hal yang harus kita ingat jika kita ingin kehadiran kita membawa berkat. Pertama, kita harus fokus pada berkat yang telah Tuhan berikan kepada kita, bukan pada apa yang kurang. Jika kita fokus pada yang kurang dan yang ingin kita miliki dalam hidup kita, hidup kita tidak akan pernah berbuah dan tidak kita hayati dengan penuh syukur.
Kedua, kita harus fokus pada apa yang dapat kita bagikan, bukan pada yang dapat kita miliki. Jika kita fokus pada kekurangan dan keinginan kita, kita tidak akan memancarkan sukacita dan harapan yang sangat dibutuhkan di dunia kita saat ini.Apakah kita berusaha sebaik mungkin, seperti Maria, untuk membagikan kasih Tuhan kepada orang lain?
Marilah kita mengikuti teladan Bunda Maria sehingga kita juga akan menjadi misionaris sejati yang menghidupi magnificat dan bukan mengejar apa yang dapat kita sikat!
Tuhan, jadikan kami pembawa sukacita, harapan, peneguhan, penghiburan bagi setiap orang yang kami jumpai. Amin.