Remah Harian

KEBESARAN SEJATI TERLETAK DALAM KERENDAHAN HATI

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Sabtu, 11 Januari 2025, Sabtu Sesudah Penampakan Tuhan
Bacaan: 1Yoh. 5:14-21Mzm. 149:1-2,3-4,5,6a,9bYoh. 3:22-30.

Kita menggambarkan Yohanes sebagai seorang nabi yang menjulang tinggi dan berapi-api mempersiapkan umat untuk kedatangan sang Messias. Kehadirannya mengundang rasa kagum dan hormat sehingga orang-orang datang untuk bertobat dan dibaptis. Namun ketika ditanya siapa dia, dia berkata dengan ketegasan dan jelas, “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan,  tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api,” (Mat 3: 11).

Masa Natal hampir berakhir. Kita juga sudah ada di hari ke-11 di tahun yang baru. Walau demikian semangat Natal tidak kita tinggalkan begitu saja, dan bacaan Injil hari ini dapat memberi bekal yang bagus di tahun yang baru:

  • Kita semua, seperti Yesus dan Yohanes, adalah bagian dari rencana keselamatan Bapa. Salah satu tanda yang pasti bahwa kita diinspirasikan oleh Allah adalah bahwa kita menyadari Allah lebih besar dari kita semua. Kita tidak dapat memonopoli urapan Roh Kudus. Kita tidak dapat mengklaim bahwa saya sendirilah yang melaksanakan misi Allah. Kita tidak dapat bertindak seolah-olah dapat menampung semua inspirasi Allah. Karya Allah melampaui kita – melampaui pribadi dan waktu kita. Kita akan merasa bahagia jika ada pekerja lain yang juga berperan untuk panenan. Maka:
    – Berdoalah agar semakin banyak pekerja dan pewarta bagi Yesus
    Kita dorong mereka yang ingin atau sedang mulai memberi kesaksian hidup
    Kita berdayakan mereka yang mulai terdorong untuk aktif melayani
    – Kita perlu belajar menghargai ide, cara, inisiatif orang lain.
  • Anugerah-anugerah Tuhan bekerja paling baik ketika kita tidak memusatkan diri pada diri sendiri. Kebesaran sejati tidak terletak pada pencapaian kepentingan dan ambisi pribadi, meski dibumbui pengorbanan diri, tetapi dalam pemahaman dan penerimaan panggilan sebagai mitra Allah untuk membangun kerajaan cinta dan kebenaran-Nya. Kebesaran sejati terletak pada kerendahan hati. Yohanes memberikan contoh terbaik bagi kita.

Dalam pengalaman manusiawi, tidaklah mudah tinggal di bawah bayang-bayang seorang yang lain. Yohanes menunjukkan kepada kita kebahagiaan penuh dengan menghidupi apa yang ia katakan: “Dia harus semakin besar dan aku harus semakin kecil,” (Yoh 3: 30).

Seringkali ketika kita dihadapkan pada ide-ide dan cara-cara orang lain dalam melakukan sesuatu, sulit bagi kita untuk menerima bahwa orang lain mempunyai ide-ide dan cara untuk melakukan itu dengan lebih baik. Ada waktunya kita harus katakan: “Ko benar… ko mantap!” dengan tulus. Kita mesti belajar rendah hati seperti Yohanes.

Tuhan, semoga dalam kebersamaan kami saling memperhatikan satu sama lain sebagaimana Engkau memperhatikan kami, dan agar kami saling memperkaya satu sama lain dengan setiap karunia hati dan pikiran yang baik. Amin.

Author

Write A Comment