Sabda Hidup
Rabu, 20 November 2024, Rabu Pekan Biasa XXXIII
Bacaan: Why 4:1-11; Mzm 150:1-2.3-4.5-6; Luk 19:11-28.
Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.” (Luk 19: 12 – 13)
Yesus dan para murid-Nya sudah dekat Yerusalem. Para murid mengira bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Seperti dikatakan pada awal Kisah Para Rasul, mereka “mengharapkan” bahwa Yesus akan segera memulihkan kerajaan politis Israel. Tetapi Kerajaan Yesus bukanlah seperti yang mereka harapkan.
Yesus menggunakan cerita yang populer pada waktu itu tentang Raja Herodes untuk menjelaskan tentang Kerajaan yang akan didirikan-Nya. Perumpamaan tentang seorang bangsawan yang berangkat ke negeri yang jauh untuk diangkat menjadi raja rupanya adalah cerita tentang Herodes Arkelaus yang berangkat menghadap kaisar Roma, agar ia dinobatkan menjadi raja Yudea dan Samaria. Dua saudaranya dan para utusan kunci baik dari Yudea maupun Samaria melawan langkah-langkahnya itu. Ketika Yesus mengisahkan perumpamaan ini, para pendengarnya dengan segera dapat menghubungkan cerita itu dengan kejadian di masa lalu yang mereka ketahui dengan baik.
Arkelaus, anak Herodes Agung, pergi ker roma pada tahun 4 Sebelum Masehi memohon agar ia dinobatkan sebagai raja. Sekembalinya, ia menggantikan ayahnya. Demikian juga, Yesus akan segera “berangkat” dan kelak akan kembali sebagai raja. Selama Ia pergi, para hamba-Nya dipercaya untuk mengelola harta benda-Nya.
Dalam perumpamaan itu, sang raja, sebelum berangkat, memberikan sejumlah uang kepada setiap hambanya dan memerintahkan mereka untuk menginvestasikan uang itu hingga ia kembali. Cerita dalam Injil Lukas berbeda dengan yang terdapat dalam Injil Matius. Dalam Injil Lukas semua hamba menerima jumlah yang sama untuk diinvestasikan. Perbedaannya adalah bahwa ada orang-orang yang menolak dia menjadi raja mereka.
Atas cara yang sama, Yesus akan segera pergi dan kembali suatu saat sebagai Raja dan Hakim. Selama Ia “pergi”, hamba-hamba-Nya dipercaya untuk mengelola “bisnis”-Nya. Tetapi banyak yang akan menolak Dia sepenuhnya.
Hari ini kita diajak untuk merenungkan, karunia-karunia yang telah diberikan oleh Allah kepada kita masing-masing: hidup, warta Injil dan iman. Bagaimana kita menggunakannya dan mengembangkannya? Atau semua hanya “taken for granted”? Ketika kita menginvestasikan kekayaan kita – kasih kita kepada Allah dan sesama, kita melipatgandakan kekayaan kita. Di manakah kita menginvestasikan karunia-karunia kita, talenta-talenta yang kita miliki sejak keberadaan kita dan yang kita peroleh dalam proses pertumbuhan kita? Bagaimana kita menumbuh-kembangkan iman kita?
Pesannya untuk kita jelas: semakin kita menginvestasikannya, semakin kita mendapatkan “keuntungan”. Kita tidak dapat tinggal diam dengan apa yang kita terima dari Allah. Satu-satunya jalan untuk memperoleh adalah dengan melepaskannya, memberikannya dan membagikannya.
Apa yang membuat kita semakin kaya bukanlah mengumpulkan. Kekayaan yang sungguh-sungguh berharga – kemerdekaan, keamanan dan damai.