Sabda Hidup
Minggu, 15 September 2024, Minggu Biasa XXIV Tahun B
Bacaan: Yes. 50:5-9a; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9; Yak. 2:14-18; Mrk. 8:27-35.
Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mrk 8: 29)
Chaka dan Chiki sedang mengadakan perjalanan. Karena malam telah tiba, mereka mendirikan tenda dan beristirahat. Lewat dini hari, Chaka terbangun. Ia membangunkan Chiki dan berkata: “Chiki, lihatlah ke langit, dan katakan apa yang kau lihat.”
“Aku melihat berjuta-juta bintang di langit,” kata Chiki.
“Dan apa artinya bagimu?” tanya Chaka.
“Secara astronomis, ada berjuta-juta galaksi dan ada kemungkinan miliaran planet,” jawab Chiki.
“Lalu?” tanya Chaka.
“Secara teologis, Allah itu Mahaagung. Ia menciptakan alam semesta yang begitu luas ini dan kita ini sangatlah kecil, tak ada artinya dalam alam semesta ini.
Secara meteorologis, itu berarti bahwa besok hari akan cerah dan indah,” lanjut Chiki.
Kemudian ia balas bertanya: “Kalau menurut kamu, apa artinya itu?”
Chaka menjawab: “Artinya, seseorang telah mencuri tenda kita!”
Banyak orang hebat dalam pengetahuan spekulatif, tetapi ketika tiba pada implikasinya untuk kehidupan nyata, nilainya nol besar.
Demikian juga “pengetahuan” atau pengenalan kita akan Kristus. Siapakah Yesus bagi kita? Mungkin secara spekulatif – pada taraf pengetahuan di kepala – kita sudah tahu siapa Dia. Doa-doa….hafal…luar kepala. Tetapi siapkah kita menghadapi tuntutan kemuridan mengikuti Yesus dalam kehidupan kita?
Pemahaman atau pengenalan akan Kristus pun ada dalam diri para murid, tetapi menurut “kepala” sendiri-sendiri. Sudah sekian waktu Petrus dan para murid yang lain mengikuti Yesus. Petrus dan para murid mungkin sudah mempunyai pengetahuan atau pengenalan akan Kristus, tetapi dengan pemahaman masing-masing. Ketika Yesus bertanya: “Apa katamu, siapakah Aku?” Petrus langsung jawab: “Engkau adalah Mesias!” Eiit, tunggu dulu, Mesias macam apa? Yang dimengerti Petrus dan para murid lainnya, Mesias, yang terurapi, Sang Juruselamat adalah seorang yang akan menjadi raja, yang membawakan mereka yang enak-enak… yang mulia… yang memberi makan setiap hari – kalau memberi makan 5.000 orang bisa, apalagi kalau jadi raja… bisamakan kenyang gratis setiap hari. Apalagi kalau bisa membebaskan mereka dari penjajah Roma. Wow… hidup mulia!
Petrus dan para murid belum sungguh-sungguh memahami siapa Yesus. Maka ketika Yesus mengajar bahwa “bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari” (Mrk 8:31), Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka Yesus menghardik Petrus: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia,” (Mrk 8: 33).
Nah, saudara-saudara, Jika Yesus bertanya kepada anda masing-masing, “Apa katamu, siapakah Aku?” Apa jawaban anda? Siapa Yesus bagi anda? Yesus macam mana yang anda ikuti? Beranikah menghadapi tantangan dan kesulitan?
Gereja Kristus di manapun masih mengalami aneka kesulitan, ketegangan, tantangan, walaupun Yesus sebenarnya sudah menyelamatkan kita dan telah mendirikan Gereja-Nya. Tetapi jangan lupa Ia bersabda: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku”. Apa yang ingin disampaikan Yesus kepada kita? Yesus, Putera Allah, mau menjadi manusia seperti kita. Dan sebagai manusia Ia rela menderita, mati di salib demi kasih-Nya kepada kita. Itulah bukti kasih-Nya kepada kita: utuh dan total. Sungguh untuk membahagiakan kita!
Siapa Yesus bagi anda? Bagi saya? Semoga kita tidak hanya hebat dalam pengetahuan saja, tetapi Dia sungguh bermakna bagi hidup kita.