Sabda Hidup
Selasa 1 Februari 2022, Selasa Pekan Biasa IV
Bacaan: 2Sam. 18:9-10,14b,24-25a,30-19:3; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Mrk. 5:21-43.
“Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
(Mrk 5: 28)
Perikope Injil hari ini berkisah tentang Yairus, seorang kepala rumah ibadat, memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan puterinya. Dikisahkan pula tentang seorang perempuan yang sudah duabelas tahun lamanya menderita pendarahan dan mengharapkan kesembuhan.
Baik Yairus dan perempuan yang menderita sakit pendarahan itu datang kepada Yesus dengan ketidakberdayaan mereka. Tidak ada solusi yang mungkin bagi perempuan yang menderita pendarahan itu dan anak perempuan Yairus yang sudah hampir mati atau mungkin sudah mati pada saat Yesus sampai di rumah mereka.
Namun, keduanya datang kepada Yesus dengan iman yang besar! Dan mereka datang dengan cara mereka sendiri yang unik.
Yairus secara terbuka meminta Yesus untuk datang ke rumah-Nya untuk putrinya. Barangkali teman-temannya amat heran dengan perilakunya karena, sebagai seorang pemimpin sinagoga, dia seharusnya tidak mengemis pada seorang nabi dari Nazareth yang mengundang tanya itu. Namun kita juga memahami seorang ayah yang putus asa melakukan hal-hal yang rela berbuat apa saja ketika kehidupan anaknya dipertaruhkan.
Di sisi lain perempuan yang menderita pendarahan menahun itu diam-diam menyentuh jumbai jubah Yesus. Dia datang diam-diam, takut ketahuan, karena dia menurut agama Yahudi adalah seorang yang najis. Tapi dia nekat, dia hanya memiliki satu hal dalam pikirannya, melampaui rasa takut dan putus asa, yaitu keyakinannya bahwa ia akan sembuh.
Keyakinan iman dan harapan mereka terbayar lunas! Yesus mengatakan kepada Yairus untuk percaya ketika orang-orang mengatakan kepadanya bahwa anaknya telah mati. Yesus juga berkata kepada perempuan yang dengan rendah hati berlutut di hadapan-Nya setelah disembuhkan, “Imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Apapun masalah atau kesulitan yang kita hadapi, siapa pun kita, kapan pun kita mendekati Yesus dengan iman yang tulus dan jujur, Dia akan datang kepada kita tanpa syarat, dengan cara-Nya yang luar biasa untuk menyelamatkan kita. Dia tidak hanya menyembuhkan kita dari kelemahan fisik, dari penyakit, dari rasa malu, dari rasa bersalah kita atau dari cacat sosial; Yesus datang untuk memulihkan martabat kita, kesatuan kita dengan keluarga, dengan komunitas dan seluruh Gereja dan kesatuan kita dengan Pencipta kita.